pranala.co – Masih ingat ledakan di pabrik Kaltim 5 Pupuk Kaltim, Sabtu (23/7/2022) lalu?. Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prastiya, membeberkan hasil uji laboratorium Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).
Melalui uji lab itu, didapatkan informasi penyebab ledakan karena overfiring yang berasal dari sebuah pipa penyalur bahan pembuat pupuk.
Informasi itu didapatkan melalui pengumpulan bukti informasi yang berada di control room alias ruang kontrol, serta pemeriksaan seluruh saksi yang merupakan karyawan PT Pupuk Kaltim.
“Titik masalah berada di ruang kontrol. Ada malfungsi di dalam pabrik yang dikendalikan di dalam ruang kontrol. Dari yang seharusnya katup dibuka saat restart hanya 6 persen, itu dibuka sampai 60 persen. Makanya terjadi overfiring,” beber AKBP Yusep, kepada pranala.co saat dihubungi melalui sambungan seluler, Kamis (22/9/2022) sore.
Selain itu, tidak ditemukan pula racun yang menyebar di langit Bontang saat kejadian. Karena sebelum kejadian ledakan tersebut, pabrik belum dalam posisi mendistribusikan gas amoniak.
Terkait korban, AKBP Yusep menyatakan tidak ada sama sekali. Baik yang luka maupun meninggal dunia. Hasil itu sudah dipastikan saat pihak kepolisian melakukan pengecekan lapangan sesaat sebelum terjadi ledakan.
“Tidak ada korban jiwa mas. Itu sudah dipastikan saat pascaledakan di Kaltim 5,” jelas dia.
Polisi Beri Catatan Penting untuk PKT
Akan tetapi, peristiwa tersebut tetap dijadikan catatan penting dalam pengelolaan pabrik oleh PT Pupuk Kaltim. Polisi pun memberikan beberapa rekomendasi. Pertama soal pengecekan secara rutin kondisi alat di dalam pabrik.
Kedua, pihak perusahaan diminta untuk memberikan pengetahuan kepada karyawan saat hendak menyalakan kembali pabrik setelah shutdown.
“Kalau soal pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) mereka sudah sesuai dalam praktek. Tapi karyawan pabrik harus lebih teliti saat hendak mengoperasikan alat di dalam pabrik,” imbau Yusep.
Sebagai informasi, ledakan Pabrik Kaltim 5 milik PT Pupuk Kaltim sempat menggemparkan jagat maya di Indonesia. Pasalnya, pabrik dengan kapasitas produksi pupuk urea sebanyak 1 Juta ton per tahun meledak. Informasi itu berawal dari hasil rekaman karyawan perusahaan yang tersebar di jagat maya publik Bontang. (*)
Discussion about this post