PERTANYAAN ini kerap muncul di kalangan masyarakat tentang kemungkinan arwah orang meninggal dan arwah orang hidup bisa bertemu.
Ternyata persoalan ini secara khusus pernah dibahas dan diulas Syekh Ibnu Qayyim dalam kitabnya Ar-Ruh. Penjelasannya sebagaimana diuraikan Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang juga Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim, KH Ma’ruf Khozin sebagai berikut:
اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ اﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﻭﻫﻰ ﻫﻞ ﺗﺘﻼﻗﻲ ﺃﺭﻭاﺡ اﻷﺣﻴﺎء ﻭﺃﺭﻭاﺡ اﻷﻣﻮاﺕ ﺃﻡ ﻻ ﺷﻮاﻫﺪ ﻫﺬﻩ اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﻭﺃﺩﻟﺘﻬﺎ ﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﺼﻴﻬﺎ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭاﻟﺤﺲ ﻭاﻟﻮاﻗﻊ ﻣﻦ ﺃﻋﺪﻝ اﻟﺸﻬﻮﺩ ﺑﻬﺎ ﻓﺘﻠﻘﻲ ﺃﺭﻭاﺡ اﻷﺣﻴﺎء ﻭاﻷﻣﻮاﺕ ﻛﻤﺎ ﺗﻼﻗﻲ ﺃﺭﻭاﺡ اﻷﺣﻴﺎء
Bab ketiga, apakah arwah orang yang hidup dapat berjumpa dengan arwah orang yang sudah wafat atau tidak? Saksi-saksi dan dalil masalah ini teramat banyak dan hanya Allah yang tahu jumlahnya. Panca indera dan kenyataan adalah saksi yang paling adil, arwah orang yang hidup dapat berjumpa dengan arwah orang yang sudah wafat seperti arwahnya orang hidup bisa saling berjumpa (Lihat Ar-Ruh 20)
Syekh Ibnu Qayyim kemudian menyampaikan beberapa riwayat ulama salaf, baik sahabat atau tabi’in:
ﻭﻗﺎﻝ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ اﻟﻤﺴﻴﺐ اﻟﺘﻘﻲ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺳﻼﻡ ﻭﺳﻠﻤﺎﻥ اﻟﻔﺎﺭﺳﻲ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻟﻵﺧﺮ ﺃﻥ ﻣﺖ ﻗﺒﻠﻰ ﻓﺎﻟﻘﻨﻲ ﻓﺎﺧﺒﺮﻧﻲ ﻣﺎ ﻟﻘﻴﺖ ﻣﻦ ﺭﺑﻚ ﻭﺇﻥ ﺃﻧﺎ ﻣﺖ ﻗﺒﻠﻚ ﻟﻘﻴﺘﻚ ﻓﺄﺧﺒﺮﺗﻚ ﻓﻘﺎﻝ اﻵﺧﺮ ﻭﻫﻞ ﺗﻠﺘﻘﻲ اﻷﻣﻮاﺕ ﻭاﻷﺣﻴﺎء ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ ﺃﺭﻭاﺣﻬﻢ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﺗﺬﻫﺐ ﺣﻴﺚ ﺗﺸﺎء ﻗﺎﻝ ﻓﻤﺎﺕ ﻓﻼﻥ ﻓﻠﻘﻴﻪ ﻓﻲ اﻟﻤﻨﺎﻡ
Sa’id bin musayyab berkata bahwa Abdullah bin Salam berjumpa dengan Salman Al-Farisi, salah satu mereka berkata: “Jika kau wafat dulu maka temui aku dan kabari aku apa yang kau temukan dari Tuhanmu. Jika aku mati dulu maka akan kutemui kamu”. Salah satunya bertanya apakah ruh orang yang sudah wafat dapat berjumpa dengan ruh orang yang hidup? Dia menjawab: “Ya, Arwah mereka di surga, dapat pergi kemana saja yang diinginkan”. Setelah ia meninggal berjumpa dengannya dalam mimpi.” (Lihat Ar-Ruh 22)
ﻭﻟﻤﺎ ﺣﻀﺮﺕ ﺷﺮﻳﺢ ﺑﻦ ﻋﺎﺑﺪ اﻟﺜﻤﺎﻟﻰ اﻟﻮﻓﺎﺓ ﺩﺧﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻏﻀﻴﻒ ﺑﻦ اﻟﺤﺎﺭﺙ ﻭﻫﻮ ﻳﺠﻮﺩ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻓﻘﺎﻝ ﻳﺎ ﺃﺑﺎ اﻟﺤﺠﺎﺝ ﺇﻥ ﻗﺪﺭﺕ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺗﺄﺗﻴﻨﺎ ﺑﻌﺪ اﻟﻤﻮﺕ ﻓﺘﺨﺒﺮﻧﺎ ﺑﻤﺎ ﺗﺮﻯ ﻓﺎﻓﻌﻞ … ﻓﻤﻜﺚ ﺯﻣﺎﻧﺎ ﻻ ﻳﺮاﻩ ﺛﻢ ﺭﺁﻩ ﻓﻲ ﻣﻨﺎﻣﻪ
Ketika Syuraih bin Abid Ats-Tsumali akan wafat, ia didatangi oleh Ghudaif bin Harits, ia merasa kasihan. Ia berkata: “Wahai Abu Hajjaj, jika kamu mampu mendatangi kepada kami setelah kau wafat dan mengabarkan apa yang kau lihat maka lakukanlah”. Dalam waktu lama ia tidak melihatnya lalu ia melihatnya dalam mimpi.” (Lihat Ar-Ruh 22)
Mengapa ruh bisa datang kepada ruh orang yang hidup? Menurut Kiai Ma’ruf karena memang ruh bisa melakukan ini.
ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﺃﻧﻪ ﺑﻠﻐﻨﺎ ﺃﻥ اﻷﺭﻭاﺡ ﺗﺴﺮﺡ ﺣﻴﺚ ﺷﺎءﺕ “Malik berkata: “Telah sampai kepada kami bahwa arwah bisa keluar kemanapun ia menginginkan.” (Lihat Ar-Ruh: 92)
[SUMBER: REPUBLIKA]
Discussion about this post