BALIKPAPAN – Kota Balikpapan, Kalimantan Timur kembali berduka. Di siang yang panas dan lengang, tiba-tiba kepanikan menyelimuti warga Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Karang Jati, Selasa (11/3/2025). Api melahap satu rumah dan satu ruko, meninggalkan puing-puing serta kepedihan bagi seorang pedagang nasi kuning yang menderita luka bakar.
Ketua RT 03, Ariyati, masih mengingat jelas detik-detik kejadian nahas itu. “Saya sedang melayat orang meninggal ketika tiba-tiba terdengar teriakan ‘kebakaran-kebakaran!’,” kenangnya. Kejadian berlangsung sekira pukul 12.21 WITA. Kepanikan pun langsung melanda.
Dugaan sementara, api berasal dari ledakan gas di salah satu rumah warga di RT 03. Ledakan itu memicu kobaran api yang dengan cepat menjalar hingga ke bangunan di RT 02.
Saat kejadian, seorang penghuni rumah bernama Yayu tengah berada di dalam rumah. Ketika akhirnya ia keluar, tubuhnya sudah melepuh akibat kobaran api. Yayu, yang sehari-hari berjualan nasi kuning dan takjil di sekitar Karang Jati, diduga tengah memasak saat insiden terjadi.
“Saat ini korban sudah dibawa ke rumah sakit, mengalami luka bakar sekitar 10 hingga 20 persen di bagian tangan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan, Usman Ali.
Tak ingin api semakin meluas, BPBD Balikpapan bergerak cepat. Sebanyak 15 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan dari enam posko Unit Pelaksana Teknis (UPT), dibantu unit Sabhara, Pertamina, serta sukarelawan. Petugas berjuang melawan si jago merah, terutama di ruko lantai dua yang masih menyisakan bara.
Kondisi di dalam ruko begitu panas dan tertutup. Para petugas harus menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) lengkap, termasuk tabung oksigen, untuk bisa bertahan dalam operasi pemadaman dan pendinginan.
“Kami pastikan api benar-benar padam sebelum meninggalkan lokasi,” ujar Usman.
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan kepolisian. “Biar polisi yang menentukan apakah benar karena tabung gas atau ada penyebab lain,” tegas Usman.
Sementara itu, BPBD Balikpapan mencatat sudah ada dua kebakaran selama Ramadan tahun ini. Untuk mencegah tragedi serupa, pihaknya mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dalam aktivitas sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan api dan listrik.
“Pastikan kompor sudah dimatikan setelah memasak, periksa colokan listrik, dan selalu waspada terhadap potensi bahaya kebakaran,” pesan Usman.
Siang itu, api memang telah padam. Namun, jejaknya masih tertinggal di hati mereka yang kehilangan tempat bernaung dan harus menanggung luka, baik secara fisik maupun emosional. Ramadan yang seharusnya penuh berkah justru diiringi duka bagi sebagian warga Karang Jati. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post