Tingginya Angka Stunting di Bontang, Legislator Desak Penanganan Lebih Intensif

Suriadi Said
3 Agu 2024 19:32
2 menit membaca

BONTANG – Angka stunting di Bontang hingga pertengahan 2024 masih tinggi dan menjadi perhatian serius para legislator. Berdasarkan data dari operasi timbang terbaru, belum terlihat perkembangan signifikan dalam penurunan kasus stunting.

Adrofdita, anggota Komisi I DPRD Bontang, menyatakan bahwa penanganan dan intervensi terhadap penderita stunting harus lebih dipertajam dan ditingkatkan.

Adrofdita menegaskan bahwa tim Pemerintah Kota Bontang tidak boleh cepat berpuas diri dengan usaha yang telah dilakukan.

Menurutnya, tinjauan ulang terhadap langkah-langkah yang diambil, termasuk kinerja tim terpadu yang menangani stunting, sangat diperlukan untuk memastikan angka stunting dapat dikendalikan dan tidak meningkat lebih jauh.

“Usaha yang telah dilakukan harus direview. Termasuk kinerja organisasi (tim terpadu) juga harus direview,” tegas Adrofdita, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jumat (2/8/2024).

Wakil Ketua Komisi I DPRD Bontang, Tri Ismawati, menekankan pentingnya keberlanjutan program penanganan stunting oleh tim terpadu.

Ia menekankan bahwa target penurunan angka stunting harus segera tercapai melalui edukasi yang lebih intensif mengenai pola asuh dan gizi seimbang di tengah masyarakat sebagai langkah pencegahan.

“Peningkatan anggaran juga sangat perlu dilakukan. Intinya semua pihak tidak boleh lengah,” ujar politisi Berkarya tersebut.

Tri Ismawati juga mendesak tim terpadu untuk melakukan pemetaan dan pendataan yang lebih akurat. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah rawan yang memerlukan intervensi lebih intensif, terutama di kawasan pesisir Kota Taman.

Sebagai informasi, data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi angka stunting di Kota Taman mengalami kenaikan signifikan, mencapai 27,4 persen.

Angka ini meningkat cukup tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 21 persen, menunjukkan kenaikan sebesar 6,4 persen dalam kurun waktu satu tahun. (*)

 

*) Ikuti berita terbaru PRANALA.co di Google News ketuk link ini dan jangan lupa difollow

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *