HUJAN deras dan angin kencang berakibat banjir bandang yang menerjang permukiman warga di kelurahan Bukit Pinang, Samarinda, Kamis (7/1). Bangunan SMPN 24 di Jalan Pangeran Suryanata, tak luput dihantam bandang hingga 2 meter. Semua dokumen sekolah, guru, siswa hingga perangkat komputer, porak poranda.
Kondisi SMPN 24 di Jalan Pangeran Suryanata itu memprihatinkan. Mulai dari dari halaman depan sekolah, sudah berselimut lumpur tebal. Masuk ke dalam area sekolah, terlihat barang dokumen, hingga perangkat elektronik nyaris menjadi sampah.
“Ya, beginilah kondisinya,” kata Kepala SMPN 24 Samarinda, Umar.
Meski sudah berusia 59 tahun, dan 6 bulan lagi memasuki purna tugas, Umar masih mengingat jelas peristiwa banjir bandang yang menerjang sekolahnya. “Waktu itu, hujan memang sangat deras, disertai petir. Sekitar jam 15.30,” ujar Umar.
“Kejadiannya sangat cepat. Beberapa menit kemudian, air datang dari depan sekolah. Hitungan menit saja, sudah semata kaki. Setengah jam, sudah hampir seleher saya. Memang, sekolah kami sering banjir, tapi air datang dari belakang. Paling tinggi, cuma semata kaki di lapangan,” tambah dia.
Umar berusaha menyelamatkan dokumen sekolah, meski nyawanya terancam karena terseret arus deras banjir yang datang seperti air bah.
“Iya, saya lagi di sekolah, coba selamatkan dokumen. Tapi ya tidak bisa, karena kondisinya sudah terlalu sulit. Saya sendiri, sudah hampir tenggelam waktu itu,” ungkap Umar.
Semua dokumen sekolah, guru dan siswa, hancur berantakan. Pun demikian, buku-buku di perpustakaan, perangkat komputer di laboratorium komputer ikut calap. “Semua ruangan kemasukan air, dokumen habis semua. Karena ketinggian air dalam ruangan itu, rata-rata semeter setengah. Di luar ruangan, sampai 2 meter. Ya, ini bandang,” terangnya.
Umar memperlihatkan ketinggian air yang masih membekas di dinding sekolah. “Coba perhatikan. Kalau di anda, sedada. Kalau di saya, setinggi leher saya kan?” ucap Umar sambil menggelengkan kepalanya.
Banjir kali ini, jadi yang terparah sejak SMPN 24 berdiri sejak tahun 1992 lalu. Apalagi, banjir menyisakan sedimentasi lumpur tebal di halaman dalam sekolah. “Coba cek saja, tebalnya sekitar 30 centimeter,” ungkapnya lagi.
Sekitar 12 jam kemudian sejak Kamis (7/1) sore, kondisi sekolah mengundang tangis guru yang datang mengecek dokumen penting sekolah, dan siswa. Kondisinya dokumen dari kertas itu pun rusak, hancur. Tidak terkecuali rapot siswa. “Ini perlu waktu recovery (pemulihan) tidak sebentar,” ucap Umar.
Diperlukan aksi massal banyak pihak untuk membersihkan SMPN 24. Rencananya, TNI dan Polri, instansi, dan relawan kebencanaan berbagai satuan di Samarinda, menggelar gotong royong skala besar membersihkannya. Sampai siang ini, ada sekitar 23 satuan, yang menyatakan bergabung dalam gotong royong sosial itu.
“Iya, Senin (11/1) besok kita mulai gotong royong skala besar jam 9 pagi, membantu membersihkan SMPN 24,” kata salah satu koordinator relawan Info Taruna Samarinda (ITS) Joko Iswanto.
[mdk|one]
Discussion about this post