PEMERINTAH Kota Samarinda membangun proyek terowongan lalu lintas pertama di Kalimantan. Terowongan yang diproyeksikan sepanjang 690 meter itu dibangun untuk memecah kemacetan jalan dari Jembatan Ahmad Amins menuju arah pusat kota.
Pembangunan terowongan atau tunnel di kawasan Gunung Manggah, Jalan Sultan Alimuddin, Kecamatan Samarinda Ilir, Samarinda, Kalimantan TImur berprogres cukup cepat. Hingga awal Desember ini telah mencapai 18,9 persen. Proyek ini dikerjakan menggunakan New Austrian Tunnelling Method (NATM).
Menurut Site Operational Manager, Billy Adrian, dalam penerapan NATM ada dua tahapan perkuatan, yaitu temporary support dan permanent support. “Temporary support mencakup pemasangan baja dan penggunaan berbagai elemen seperti trowel, wermes, sokrit, rokbold, forpoling, dan payprove.”
“Seluruhnya dirancang untuk melindungi terowongan dari deformasi selama proses konstruksi. Kemudian setelah itu perkuatan permanen dengan liding beton tebal 50 cm dengan kekuatan mutu tinggi,” bebernya kepada awak media, Senin (04/12/2023).
Selain itu, pihaknya juga memperhatikan teknis pekerjaan yang memungkinkan terjadinya gangguan terhadap masyarakat sekitar. Secara teknis, NATM menggunakan pemasangan penyangga sementara dengan baja untuk melindungi terowongan.
“Kita minim getaran dan bising karena di dalam tanah, tidak mengganggu masyarakat jika pengerjaan malam,” ungkap Billy.
Cara pemasangannya dengan wiremesh (rangkaian baja tulangan ulir) yang dibentuknya seperti jejaring), kemudian dilakukan shotcrete (penyemprotan beton dengan tegangan tinggi) dan rock bolt sebagai penyangga sementara tunnel.
Setelah itu masuk ke tahapan penyanggaan permanen pada permukaan tunnel (forepoling). Selanjutnya, diberi lining beton dengan kualitas terbaik dengan ketebalan 50 cm.
Diketahui, inovasi teknologi terowongan terus dikembangkan menyesuaikan pembangunan jalan di Indonesia, yang memiliki topografi beragam mulai dari dataran rendah, perbukitan hingga pegunungan.
Penggunaan teknologi NATM tidak hanya digunakan di Terowongan Samarinda. Dikutip dari laman resmi Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), teknologi NATM juga digunakan pada konstruksi terowongan kembar Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu).
Teknologi ini sukses diterapkan pada terowongan Jalan Tol Cisumdawu yang berguna dalam menguatkan tanah sebelum penggalian. Teknologi NATM merupakan metode modern terowongan desain dan konstruksi mempekerjakan pemantauan canggih untuk mengoptimalkan berbagai teknik penguatan dinding berbasis pada jenis batuan di daerah pegunungan yang ditemui saat penerowongan berlangsung.
Teknologi NATM juga mengintegrasikan prinsip-prinsip perilaku massa batuan di bawah beban dan memantau kinerja konstruksi bawah tanah selama konstruksi, serta digunakan untuk penggalian tanah lunak dan pembuatan terowongan di sedimen berpori. Teknologi ini juga memungkinkan penyesuaian langsung serta penggalian di bawah tanah dalam detail konstruksi.
Terowongan Tol Cisumdawu merupakan terowongan Jalan Tol terpanjang di Indonesia, serta merupakan jalan tol pertama yang memiliki terowongan. Terowongan kembar yang ada pada Jalan Tol Cisumdawu memiliki panjang 472 meter dan lebar 14 meter.
Sementara di Terowongan Samarinda, dikerjakan kontraktor PT PP (Persero) Tbk mulai akhir Desember 2022 lalu dengan nilai proyek Rp395 miliar yang bersumber dari APBD Kota Samarinda dan Bankeu Provinsi Kaltim.
Total panjang pekerjaan terowongan dari pintu masuk sampai keluar sekitar 690 meter, terdiri dari beberapa bagian. Pintu masuk sepanjang 115 meter, lalu terowongan bagian pertama panjang 120 meter, terus bertemu dengan jalur non terowongan “open cut” yang panjangnya 60 meter.
Setelah itu, masuk lagi ke terowongan bagian kedua dengan panjang 240 meter dan jalur non terowongan outlet (pintu keluar), panjangnya 155 meter. Adapun dimensi terowongan adalah dengan lebar dan tinggi yang masing-masing 15 meter.
Terowongan Samarinda dibangun untuk mengatasi kemacetan lalulintas kendaraan di kawasan Gunung Manggah, Jalan Sultan Alimuddin, Kecamatan Samarinda Ilir. Proses pembangunannya diawasi ketat Wali Kota Andi Harun.
Pada Senin (4/12/2023), Andi Harun bersama jajarannya kembali meninjau lokasi proyek terowongan tersebut. Setelah meninjau, ia menyebut progres pembangunan tunnel dinilai cukup signifikan.
Sebelumnya progres kegiatan ini diharapkan dapat mencapai angka 17 persen pada Desember ini. Namun ternyata, progresnya melebihi target. “Ternyata lebih cepat dari yang kita perkirakan. Ada kelebihan dari target pengerjaan, hari ini sudah 18,9 persen,” sebut Andi Harun.
Kemajuan ini membuatnya optimistis terowongan ini dapat difungsikan pada Oktober 2024 mendatang. Wali Kota yang akrab disapa AH ini juga berharap penuh atas dukungan dari masyarakat. “Ini bermanfaat untuk mereduksi macet, setidaknya sampai 50 persen di kawasan Sungai Dama dan sekitarnya,” ungkapnya. (*)
Discussion about this post