Pranala.co, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus bergerak cepat mendukung program nasional pembangunan Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT). Tahun 2026, pemerintah pusat menargetkan berdirinya 100 SRT di seluruh Indonesia — dan Kaltim bersiap menjadi salah satu daerah pelopor.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim, Andi Muhammad Ishak, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menimbang sejumlah lokasi potensial. Salah satu yang paling kuat diusulkan adalah kawasan Bukit Biru, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
“Jadi lahan Sekolah Rakyat yang sudah diusulkan ke kementerian itu berada di wilayah Bukit Biru, Kutai Kartanegara,” jelas Andi di Samarinda, Senin (13/10/2025).
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji sempat menyebutkan bahwa lokasi SRT akan dibangun di Samboja. Namun, Andi meluruskan informasi tersebut.
“Mungkin waktu itu sempat disebutkan Samboja, tapi yang dimaksud sebenarnya daerah Muara Jawa. Memang ada rencana hibah dari masyarakat untuk pemanfaatan lahan di sana,” ujarnya.
Untuk memastikan kesiapan lokasi, Dinsos Kaltim berencana melakukan survei langsung ke dua titik yang diusulkan, yaitu Bukit Biru dan Muara Jawa.
Andi menyebut, hasil pengecekan lapangan akan menjadi dasar pertimbangan utama sebelum laporan final disampaikan ke Kementerian Sosial (Kemensos).
“Kalau ternyata lahan di Muara Jawa lebih siap, tentu itu akan kami pertimbangkan lebih lanjut,” tambahnya.
Selain dua wilayah tersebut, ada juga beberapa daerah lain yang menyatakan minat untuk menyediakan lahan, seperti Samarinda, Penajam Paser Utara, Berau, dan Bontang.
“Namun untuk kabupaten/kota lainnya, kami masih menunggu kesiapan mereka,” tegasnya.
Sesuai dengan arahan Kemensos RI, lahan yang dibutuhkan untuk SRT minimal seluas 7–8 hektare dan harus dalam kondisi siap bangun.
Namun, mencari lahan seluas itu di Kaltim bukan hal mudah. Wilayah yang didominasi perbukitan dan jurang membuat pencarian lahan ideal jadi tantangan tersendiri.
“Kondisi geografis Kaltim yang berbukit-bukit membuat proses pencarian lahan sesuai standar kementerian cukup sulit,” kata Andi.
Meski begitu, ia memastikan Pemprov Kaltim tetap berkomitmen mendukung penuh program tersebut. SRT diharapkan menjadi wadah pembelajaran yang inklusif, terutama bagi masyarakat rentan, penyandang disabilitas, dan warga kurang mampu.
“Kami ingin memastikan, di mana pun lokasinya nanti, Sekolah Rakyat ini benar-benar membawa manfaat untuk masyarakat,” tegasnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami










