BONTANG, pranala.co – Abdul Malik, Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang menyebut, kondisi air bawah tanah di Kota Bontang kian kritis. Sehingga Komisi III terus mendorong pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Menurutnya, harus ada alternatif lain sehingga Bontang tidak tergantung dengan air bawah tanah. Antara lain dengan memafaatkan air bekas tambang (eks void) milik PT Indomindo Mandiri (IMM), Bendungan Marang Kayu, Bendali Suka Rahmat, ataupun Waduk Kanaan.
BACA JUGA: Desak Pemkot Rampungkan Masterplan Banjir Bulan Depan
Berdasarkan hasil paparan Perumda Tirta Taman Bontang, kata dia, opsi yang paling cepat dan memungkinkan untuk segera dimanfaatkan yakni air eks tambang.
“Intinya kami mendukung tim percepatan bisa menindaklanjuti hal ini,” kata Malik.
Sementara itu Direktur Perumda Tirta Taman Bontang, Suramin memaparkan, berdasarkan matrik rancangan rencana aksi (action plan), Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui air eks tambang baru bisa dimanfaatkan di 2025 mendatang dengan berbagai tahapan.
Dimulai dari studi kelayakan SPAM regional pada Juli 2022, dan berakhir pada operasional SPAM regional pada Januari 2022 mendatang. “Namun ini bisa lebih singkat jika tim percepatan bisa lebih serius,” beber Suramin.
BACA JUGA:DPRD Bontang Condong ke Pemanfaatan Air Bekas Tambang
Dirinya juga memaparkan, saat ini Bontang mengalami defisit air baku sebesar 218.99 liter per detik. Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi setiap tahunnya, hal ini tentu harus diimbangi dengan ketersediaan air bersih yang mencukupi.
“Sambungan rumah baru rata-rata per tahun mencapai 1.500 sambungan. Itu belum termasuk daftar tunggu,” jelasnya. (ADS/bms)
Discussion about this post