DI ERA technology disruption kini, setiap industri dan sektor harus siap bergerak menghadapi perubahan yang dinamis. Tak terkecuali pasar tradisional di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Tantangan ini ditangkap cepat Pemkot Bontang yang menggandeng Bankaltimtara melalui retribusi pasar secara non tunai. Peresmian itu ditandai dengan peluncuran program itu di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota, Selasa 4 Agustus 2020.
Dihadiri langsung Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni beserta jajaran direksi Bank Kaltimtara dan Bank Indonesia. Selain itu Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan dan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) juga turut serta dalam acara peresmian ini.
Asdar Ibrahim, Kepala Diskopdag UKM Bontang berujar program ini sejatinya sudah dicanangkan sejak 2019 lalu. “Hasil koordinasi konsultasi kami dengan Bank Indonesia Samarinda, Alhamdulillah ditindaklanjuti. Kita bisa lihat sampai dengan hari ini kita sudah launching untuk satu dulu pilot project,” katanya.
Menurut Asdar, ini merupakan sebuah kebanggan bagi Kota Taman, pasalnya Bontang menjadi kota pertama dari 10 kabupaten di Kalimantan Timur yang akan menerapkan retribusi secara non tunai. Sebagai pilot project, Pasar Taman Telihan akan menjadi yang pertama mengawali proses cashless dalam transaksi di pasar.
“Ini nanti insyaallah berjalan sebagai pilot project dulu di Pasar Telihan. Kemudian setelah kita resmikan Pasar Taman Rawa Indah nanti akan menyusul,” ucapnya.
Sementara, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni menyambut baik terobosan ini. Kata Neni, program ini bertujuan untuk mendukung mewujudkan ekosistem digital yang dimulai dari pasar.
Hasil akhirnya adalah membuat ekosistem digital mulai dari pasar. Lanjut Neni, ini juga salah satu dari wujud Smart City, salah satunya melalui pasar digital. “Harapannya semua orang bisa kesitu tanpa lagi membawa uang tunai,” ungkapya.
Retribusi pasar secara non tunai ini sendiri nantinya akan memudahkan para pedagang dalam melakukan pembayaran. Pasalnya, jika selama ini mereka harus melakukan transaksi pembayaran terlebih dahulu ke bank. Sekarang cukup menggunakan kartu ATM.
Muhammad Yamin Dirut Kaltimtara menambahkan, jika nanti akan ada petugas pasar dengan EDC yang akan lebih memudahkan proses pembayaran.
“Selanjutnya secara teknis, kita akap menyiapkan EDC. Jadi nanti ada petugas yang berkeliling ke pedagang-pedagang membawa EDC, kemudian kan pedagannya punya kartu jadi tinggal digesek. Dan saat digesek, sudah langsung masuk ke kas daerah,” urai dia. (*)
Discussion about this post