HINGGA saat ini belum ditemukan kasus hewan yang mengarah ke suspek penyakit menular antraks di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) drh Riyono menerangkan penyakit antraks masih aman terkendali. Pasalnya ternak yang datang dipersyaratkan bebas dari penyakit hewan menular.
“Termasuk antraks ini,” terangnya.
Petugas pun melakukan pemeriksaan fisik atau ante mortem. Terhadap hewan yang datang ke Bontang dari daerah lain. Meski demikian, peternak pun diminta untuk melaporkan jika ditemukan gejala yang mengarah ke antraks. Diketahui antraks dapat menular dari hewan ke manusia.
Bagi manusia gejala yang timbul ialah kelainan kulit biasanya terjadi di bagian tubuh yang terbuka. Seperti tangan, kaki, leher, dan wajah.
Kemudian munculnya jaringan hitam pada kulit. Infeksi melalui saluran pencernaan gejalanya demam, gangguan menelan, mual, diare. Selanjutna terjadi pembengkakan pada leher dan dada.
“Ada juga gejalanya sakit perut hebat dan bengkak. Serta muntah dan BAB darah,” sebutnya.
Tak hanya kulit dan saluran pencernaan, infeksi ini juga bisa melalui pernapasan. Meliputi batuk kering, sesak napas, dan denyut jantung cepat.
Sementara yang dilakukan warga agar terhindar dari penularan antraks ialah tidak menyembelih, mengolah, mengonsumsi hewan yang sakit.
Tak hanya itu warga bisa mengonsumsi daging dari hewan yang sehat dan di masak. Jika bergejala atau memiliki riwayat kontak dengan hewan yang sakit segera berkunjung ke fasilitas kesehatan. Sebelumnya penyakit ini ditemukan di Gunung Kidul. (*)
Discussion about this post