pranala.co – Jajaran pengurus DPC Partai Demokrat Bontang menyebut, pengunduran diri Hartono Kadri Salam (HKS) sebagai nahkoda partai belum final.
Pernyataan sikap ini dikeluarkan partai, buntut dari keterangan HKS yang sebelumnya menyatakan mundur dari kursi ketua, dan tidak akan maju lagi bursa pemilihan ketua di musyawarah cabang (muscab) tahun ini.
“Bahkan dari DPP (Partai Demokrat) meminta HKS untuk tidak boleh mundur sebelum muscab. Pernyataan HKS itu baru sebatas lisan, belum tertulis. Jadi belum final,” kata Wakil Ketua DPC Demokrat Bontang, Salahudin Mansurina, saat menggelar konferensi pers bersama pengurus partai lainnya di kompleks Perumahan Halal Square Jalan Ahmad Yani, Bontang, Kaltim, Kamis (3/2/2022).
Ditambahkan Bendahara DPC Demokrat Bontang, Suhud Haryanto, pihaknya menyayangkan pernyataan HKS tersebut. Sebab selama ini, HKS telah terbukti berkomitmen untuk membesarkan Partai Demokrat di Bontang, hingga menyiapkan strategi guna menyongsong Pemilu 2024.
“Kalau dari pengurus partai, kami menginginkan dan siap memperjuangkan kembali HKS sebagai ketua,” tutur pria yang juga pernah menjadi anggota DPRD Bontang itu.
Belum tertibnya Surat Keputusan (SK) pengurus DPC dari DPD Partai Demokrat, lanjut Suhud, ditengarai juga menjadi alasan HKS hengkang sebagai nahkoda partai. Untuk itu, pihaknya mendesak DPP dan DPD segera menerbitkan SK kepengurusan DPC Bontang, agar posisi HKS sebagai ketua mendapat kepastian.
“Kami pastikan HKS calon tunggal nanti di muscab,” tegasnya.
Ditambahkan Wakil Bendahara Demokrat Bontang, Ratna Indrasari, apabila HKS benar-benar memutuskan untuk mundur dari jabatan ketua partai, dirinya bersama seluruh kader perempuan yang ada di DPC Partai Demokrat siap angkat kaki. Kata dia, jumlah perempuan di kepengurusan partai mencapai 30 persen.
Bahkan tak menutup kemungkinan, banyak kader lain juga bakal ikut hengkang apabila hal itu benar terjadi. “Sebab kami menilai HKS sosok yang loyal dalam membesarkan partai,” beber Ratna.
Dikonfirmasi terpisah saat menanggapi pernyataan pengurus partai, HKS menyebut itu merupakan hak kader. Jika memang mereka masih menginginkan dirinya menjadi ketua, maka dipersilahkan untuk mendorongnya di muscab, dengan tidak embel-embel calon lain.
Sebab dirinya mengaku selama ini sudah banyak berkorban untuk membesarkan Partai Demokrat di Kota Taman. Namun apabila dalam minggu ini baik dari DPP maupun DPD tidak ada respon, maka dirinya siap keluar secara resmi.
“Saya juga menekankan Ketua DPD agar menghormati benar kedudukan dari pengurus DPC,” tandasnya.
Sempat Kecewa dengan DPD Kaltim
Wacana hengkangnya HKS, diakuinya lantaran sempat kecewa dengan DPD Demokrat Kaltim. Sebab DPC tak dikabari dalam agenda pertemuan penting dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu di Balikpapan.
Menurutnya, kesempatan bisa bertemu dengan sosok pimpinan partai tentu sangatlah sulit. Sebab jadwal AHY yang begitu padat. Adapun alasan lain, pihak DPC juga tidak dilibatkan dalam penentuan Ketua DPD Demokrat Kaltim, yang mana keputusan penuhnya berada di DPP.
Menurutnya, keputusan itu membuat suara dan aspirasi DPC berujung sia-sia, sebab tak bisa menjadi pertimbangan di level pusat. “Kami juga tidak diundang di pengumuman Ketua DPD Demokrat Kaltim,” tutur HKS. (lel)
Discussion about this post