Takut Corona dan Tak Punya Rumah, Empat Napi di Samarinda Ogah Dibebaskan
AKIBAT pandemi corona, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkuham) mengeluarkan kebijakan membebaskan narapidana. Hal tersebut guna mencegah penyebaran Covid-19 akibat lapas kelebihan penghuni.
Rutan Kelas IIA Samarinda adalah salah satu lapas yang membebaskan narapinda sesuai dengan kebijakan Kemenkuham. Dari 137 narapidana yang dibebaskan, empat di antaranya menolak akibat takut terinfeksi Covid-19 dan tidak memiliki tujuan.
Seorang napi di Samarinda memilih menolak saat hendak dibebaskan demi mencegah penyebaran virus corona di penjara. Warga binaan lapas kelas 2 A Samarinda ini mengaku memilih tetap berada di balik jeruji besi ketimbang hidup bebas di masyarakat. Pria bernama Ambo ini mengatakan telah nyaman hidup di penjara.
“Biar saya keluar, saya tidak tahu mau ke mana. Selain itu, saya juga takut kena virus corona,” ujar Ambo, salah satu empat narapidana yang menolak dibebaskan, Minggu (12/4/2020).
Di sisi lain, pria berusia 43 tahun ini mengaku sudah nyaman berada di rutan dan memiliki banyak teman. Di lapas dirinya bisa bersosialisasi dan memiliki banyak teman yang sudah dianggapnya seperti keluarga.
Berbagai kegiatan positif di dalam rutan pun membuatnya semakin nyaman. “Sudah seperti rumah sendiri dan banyak kegiatannya, seperti olahraga, bantu-bantu angkat makanan dari teman yang dibesuk,” ungkapnya.
Ambo menjadi narapidana akibat kasus narkoba. Ia dihukum selama empat tahun dan telah menjalani masa hukuman dua tahun enam bulan.
Ambo mengungkapkan jika selama dirinya tinggal di penjara tak pernah ada orang yang menjenguk. Sementara itu sang istri sudah meninggalkannya sejak dua bulan pasca dirinya masuk penjara.
“Kalau saya selama di sini, biar sekali tidak ada yang jenguk, kalau istri sudah diambil orang, setelah saya masuk dua bulan dia minta cerai, karena gak tahan,” lanjutnya.
Ambo adalah satu dari empat warga binaan rutan Samarinda yang menolak untuk diberikan asimilasi. Sementara itu, Kepala Rutan Kelas IIA Samarinda Taufiq Hidayat angkat bicara soal empat narapidana tak menolak dibebaskan.
“Ada empat orang yang menolak untuk dipulangkan, sedangkan mereka yang menolak ini tidak memiliki rumah. Karena asimilasi ini kan harus dirumahkan,” paparnya.
Lebih lanjut, Taufiq menjelaskan, kegiatan di Rutan Kelas IIA telah sesuai dengan anjuran Dinas Kesehatan. Salah satunya berolahraga setiap pagi.
“Kegiatan di rutan ini sebelum adanya pandemi Covid-19, kami sudah rutin melakukan kegiatan olahraga ringan seperti senan setiap pagi, yang sudah dianjurkan oleh Dinas Kesehatan untuk menjaga imun,” pungkasnya. (tk)
Discussion about this post