PENGUNDIAN lapak Pasar Rawa Indah sebentar lagi dilakukan. Semua pedagang berkeinginan berjualan di lantai 1. Ini diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Bontang, Rustam HS.
Bangunan Pasar Rawa Indah yang baru ini terdiri empat lantai, tersedia 1.366 lapak. Jumlah lapak ini sesuai dengan jumlah pedagang yang didata UPT Pasar Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop-UKMP) Bontang.
Sejatinya, kata Rustam, pengundian lapak harus segera dilaksanakan secepatnya. Sebab, untuk menata pedagang butuh proses lama. Mulai dari pemindahan barang dagangan pedagang hingga penyesuaian data. Jangan sampai terjadi kegaduhan.
“Kalau tidak puas ya wajar. Semuanya pedagang pengin berjualan di lantai 1, kan enggak mungkin. Makanya nanti akan diundi pakai sistem aplikasi,” ujar politis Golkar ini, Rabu, 10 Juni 2020
Sistem pengundian pakai aplikasi ini, lanjut Rustam, satu per satu pedagang akan menekan tombol khusus. Nanti akan keluar nomor lapak dan lantai yang akan mereka huni untuk menjajakan dagangannya. Ini sebagai bentuk tak adanya permainan curang dalam mengundi lapak.
Dia pun berharap, hasil pengundian lapak ini bisa diterima seluruh pedagang tanpa ada kegaduhan. “Apapun nanti hasilnya, pedagang harus legawa, jangan saling iri. Sebab, undiannya sudah dilakukan terbuka dan tanpa kecurangan,” harap Rustam.
Sementara, pedagang yang hadir dalam rapat tersebut meminta agar pemerintah bisa tegas ketika mengambil keputusan terkait pembagian lapak. Misal, salah satu koordinator pedagang sembako, Suryani, ia menginginkan pemerintah bisa menerapkan kembali ke konsep awal pasar yang lebih tertata.
“Apabila keputusan awal sembako di atas, ya harus tetap di atas. Jangan ada yang di atas, ada yang di bawah. Pemerintah harus tegas dalam mengambil keputusan,” ucap Suryani.
Setali tiga uang. Aidah, penjual sembako meminta pemerintah mencontoh penerapan pasar modern di kota lain dalam hal mengatur lapak. Menurutnya, pasar modern kerap menempatkan lapak pedagang sembako di lantai dasar mengingat rata-rata barang dagangan yang berat.
“Di mana-mana pedagang sembako itu di bawah seperti yang ada di kota lain. Karena barang dagangan sembako seperti gula, tepung, kacang tanah dan kacang hijau serta beras, itu memiliki bobot yang berat. Jadi saya mohon kebijakannya,” urainya.
Kepala Diskop UKMP Bontang Asdar Ibrahim, mengatakan pihaknya sejak jauh hari telah menyiapkan data pedagang. Baik itu pedagang yang telah ada sejak sebelum kebakaran dan yang ada di pasar sementara saat ini. Bahkan pihaknya telah menghitung lapak yang tersedia pada pasar baru tersebut.
Pihaknya akan melakukan pembagian secara professional. Ia juga akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu ke pedagang sebelum melakukan pembagian, terutama terkait bagaimana mekanisme penempatan pedagang.
“Agar tidak ada hal kenapa si A di situ, kenapa si B di situ, kami akan profesional,” ujar Asdar.
Sementara itu, Kepala UPT Pasar Taman Rawa Indah Haidar, menyebutkan jumlah pedagang itu ada sebanyak 1.022 orang. Terdiri dari kelompok pasar kering meliputi kosmetik, sembako, dan pakaian sebanyak 581 orang. Kemudian pasar khusus meliputi kue dan elektronik sebanyak 82 orang. Dan terakhir pasar basah, terdiri dari pedagang ikan 76 orang, ayam 76 orang, daging 11 orang, sayuran 137 orang, tahu-tempe 14 orang, ayam kampung 9 orang, serta pedagang ikan kering dan buah buahan sebanyak 36 pedagang.
Selain itu, ada pula pedagang pengampar dan yang menyewa sebelum terbakar sebanyak 344 orang. Maka totalnya menjadi 1.366 pedagang. “Jadi data dengan petak itu balance (seimbang) saja pak,” ujarnya. (*)
Discussion about this post