PRANALA.CO, Samarinda – Puluhan warga Samarinda, Kalimantan Timur, berunjuk rasa sejak siang hingga sore ini. Mereka menuntut Pemkot, kembali lakukan penyemprotan disinfektan di jalur jalan yang dilalui tim pemakaman jenazah Covid-19, yang terhenti sepekan terakhir. Warga menyebut, Pemkot kehabisan dana operasional BBM, sehingga penyemprotan terhenti.
Sudah tujuh bulan kawasan permukiman mereka dijadikan tempat peristirahatan terakhir pasien positif yang tutup usia. Persisnya di rukun tetangga 20, Taman Pemakaman Raudlatul Jannah. Itu artinya daerah ini harus steril dari virus, namun sepekan terakhir penyemprotan disinfektan tak dilakukan. Warga pun waswas.
“Sudah beberapa hari terakhir tidak ada penyemprotan. Padahal, pasien (yang tutup usia) COVID-19 terus melintas setiap hari,” ungkap Turohim, ketua RT 22 Jalan Serayu, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara kepada sejumlah media pada Senin (5/10/2020) petang.
Padahal komitmen sebelumnya, setiap pemakaman berlangsung maka Tim Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim bakal membersihkan kawasan tersebut dengan disinfektan. Dengan demikian kewajiban tersebut harus dilakukan, pasalnya Syaharie Jaang selaku ketua gugus tugas juga pernah menyatakan hal senada.
Maklum saja, jika tak ada pembersihan warga khawatir virus bisa menyebar. Total ada tiga rukun tetangga yang dilewati iring-iringin ambulans pembawa jenazah corona, yakni RT 20, 21 dan 22. Lazimnya dalam arak-arakan mobil pemadam kebakaran turut serta. Dan mereka lah yang bertugas menyemprot cairan disinfektan.
“Sudah mau sepekan mobil pembawa jenazah COVID-19 tidak diiringi lagi oleh kendaraan penyemprot disinfektan,” tutur Hendra AH, pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda.
Mobil penyemprotan ini sejatinya dalam naungan Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda. Itu sebab dirinya meminta agar langsung mengkonfirmasi ke organisasi perangkat daerah (OPD) tersebut.
Ditanya terpisah, Kepala Disdamkar Samarinda, Nursan tak menampik. Dirinya mengakui bila beberapa hari terakhir tak turut serta dalam iring-iringan pembawa mobil jenazah. “Sudah kami rapatkan dengan sekretaris kota. Dalam waktu dekat kami akan ikut kembali,” tuturnya.
Nursan pun membeberkan alasan pihaknya tak ikut dalam kegiatan tersebut. Tak lain dan tak bukan adalah urusan dana. Wajar demikian, sebab pemadam kebakaran ini hanya ikut dengan BPBD Samarinda, bukan penunjang utama penanganan corona.
“Iya sebelumnya terkendala soal anggaran. Sekarang sudah jelas, untuk membeli solar dan bahan cairan disinfektan,” tutupnya. (*)
Discussion about this post