pranala.co – Bocah berusia 9 tahun yang tenggelam saat berenang di Sungai Mahakam, segmen Jalan Bung Tomo, Kecamatan Samarinda, hingga kini belum ditemukan.
Operasi pencarian korban, Muhammad Nur Wahid yang mulai dilakukan sejak Sabtu (6/8/2022) pagi pukul 07.00 hingga 17.00 WITA hasilnya masih nihil.
“Korban masih nihil ditemukan,” kata Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Samarinda Dwi Adi Wibowo.
Adi menjelaskan, operasi pencarian di hari kedua pihaknya fokus menyisir sepanjang Sungai Mahakam hingga sejauh radius tiga kilometer.
Operasi pencarian tidak lagi dilakukan dengan cara penyelaman, lantaran korban diduga telah hanyut terseret arus Sungai Mahakam.
“Kami sudah melaksanakan penyelaman dan tadi sudah kami lihat lokasi di titik korban jatuh saat kondisinya surut. Sudah tidak ada ditemukan korban di sana, sehingga kami hanya fokus lakukan penyisiran,” bebernya.
Dalam operasi pencarian ini, tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, Polri, TNI hingga relawan menurunkan sebanyak tujuh unit ruber boat. Warga dan keluarga juga ikut membantu dengan gunakan perahu mencari korban.
Operasi pencarian diakui Adi alami. Mulai arus sungai deras hingga visual terbatas. Banyaknya sampah seperti rumput dan ranting membuat tim harus mengecek lagi lebih teliti.
Selain itu, Tim SAR juga harus berhati-hati saat melakukan pencarian korban, karena adanya habitat hewan buas.
“Bahaya lainnya di Sungai Mahakam ada buaya. Setiap kali operasi pencarian korban, tim temukan habitatnya dan ada buaya,” katanya.
Adi mengatakan biasanya korban tenggelam di Sungai Mahakam rata-rata baru ditemukan ataupun muncul ke permukaan di hari ketiga pencarian. Sesuai dengan SOP operasi pencarian korban tenggelam ini berlangsung selama tujuh hari.
Peristiwa itu bermula saat korba bermain sepeda diajak dua temannya untuk berenang di sekitar galangan kapal yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Awalnya korban sedang bermain sepeda di sekitar galangan kapal. Kemudian mereka berenang di sungai sekira pukul 15.30 WITA.
Singkat cerita, petaka itu terjadi saat korban memilih melompat dari atas dermaga ke titik air bekas tempat kapal bersandar.
Korban tidak tahu kalau di titik itu, airnya dalam dan korban ini tidak bisa berenang. Sehingga saat melompat korban langsung tenggelam.
Sebelum hilang tenggelam, korban sempat timbul ke permukaan sambil berteriak minta tolong kepada kedua temannya. Melihat Wahid dalam situasi bahaya, teman korban meminta tolong kepada warga sekitar.
Sebagian warga berupaya menolong, tetapi korban keduluan hilang terseret arus. Tenggelamnya korban kemudian dilaporkan kepada orang tua korban. Hingga akhirnya diteruskan ke kepolisian dan tim SAR. **
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post