PRANALA.CO, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota, Pemkot Balikpapan melalui Program Cadangan Pangan Daerah (CPPD) menyalurkan sebanyak 40 ton beras kepada 4 ribu kepala keluarga (KK) di 28 kelurahan. Langkah ini diambil untuk membantu masyarakat menghadapi lonjakan harga beras yang terjadi akibat kenaikan biaya produksi.
Penjabat Sementara (Pjs.) Wali Kota Balikpapan, Ahmad Muzakkir, menyatakan bahwa kenaikan harga beras disebabkan oleh penyesuaian harga pembelian gabah oleh pemerintah, yang berujung pada peningkatan harga beras jenis medium dan premium.
Mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional No 5/2024 yang diterbitkan pada 3 Juni 2024, harga eceran tertinggi (HET) beras di wilayah Kalimantan telah ditetapkan, dengan harga beras medium sebesar Rp13.100 per kilogram dan beras premium Rp15.400 per kilogram.
“Penetapan HET ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan kestabilan harga bagi konsumen di Kalimantan, termasuk Balikpapan,” ujar Ahmad Muzakkir.
Kenaikan harga beras menjadi perhatian serius bagi Pemkot Balikpapan, mengingat dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Ahmad Muzakkir menjelaskan bahwa pemerintah melakukan berbagai intervensi untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga beras di tengah fluktuasi yang terjadi.
“Stabilisasi harga menjadi kunci agar masyarakat tidak semakin terbebani oleh lonjakan harga,” jelasnya.
Sri Wahjuningsih, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP) Balikpapan, menambahkan bahwa penyaluran beras ini merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan di kota yang sebagian besar kebutuhan pangannya dipasok dari luar daerah.
Hingga saat ini, sebanyak 11.640 penerima manfaat telah mendapatkan bantuan beras yang disalurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024. Bantuan tersebut disalurkan dalam beberapa tahap, dengan fokus pada wilayah-wilayah yang berisiko tinggi mengalami kerawanan pangan.
“Kami berharap dengan adanya sinergi antara berbagai pihak dan intervensi pemerintah, stabilitas harga dan ketersediaan beras di Balikpapan dapat terus terjaga,” ujar Sri.
Sebagai kota yang mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah, Balikpapan menghadapi tantangan besar dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan beras. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya memastikan distribusi beras berlangsung lancar dan tepat sasaran, terutama bagi kelompok masyarakat yang paling rentan terkena dampak kenaikan harga.
Program CPPD diharapkan mampu meringankan beban masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah di tengah tekanan harga pangan yang kian meningkat. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga di tengah situasi ekonomi yang dinamis. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Discussion about this post