PRANALA.CO, TENGGARONG – Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutai Kartanegara, Bambang Arwanto, kembali menyoroti ancaman serius dari lubang-lubang galian tambang batu bara yang terbengkalai di Kalimantan Timur (Kaltim).
Berdasarkan data yang ada, Kaltim kini menghadapi masalah besar dengan 537 lubang tambang bekas yang tersebar, dan yang terbanyak berada di Kutai Kartanegara (Kukar), mencapai 263 lubang.
Lubang-lubang bekas tambang ini tak hanya mencemari lingkungan, namun juga menelan korban jiwa, terutama anak-anak yang tidak menyadari bahaya yang mengintai. Tragedi terbaru terjadi pada September lalu, ketika dua anak meninggal setelah tenggelam di salah satu lubang bekas tambang di area yang sebelumnya dikelola PT Gerbang Dayaku Mandiri (GDM).
“Saya mendesak pemerintah pusat untuk serius mengawasi lubang-lubang tambang yang terbengkalai ini melalui inspektur tambang,” tegas Bambang saat meninjau lokasi tambang di Desa Bangun Rejo, Tenggarong Seberang, Senin (14/10/2024).
Menanggapi insiden tragis tersebut, PT GDM bergerak cepat dengan menutup kolam bekas galian tambang agar tidak digunakan sebagai area bermain anak-anak. Langkah ini diapresiasi oleh Bambang Arwanto, meski lubang tersebut bukan berasal dari aktivitas penambangan PT GDM.
“Saya sangat menghargai inisiatif PT GDM yang langsung mengambil langkah untuk menguruk atau menutup lubang tersebut. Ini langkah penting untuk mencegah tragedi serupa,” ujar Bambang.
Bambang juga mengusulkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah lubang tambang yang terbengkalai. Salah satunya, dengan memagari lubang-lubang tersebut untuk mencegah akses warga, terutama anak-anak.
Selain itu, ia menjajaki peluang untuk memanfaatkan lubang tambang dengan melibatkan masyarakat, baik untuk budidaya ikan maupun pengembangan wisata danau.
“Kami ingin lubang-lubang tambang ini dapat dimanfaatkan secara positif, misalnya untuk budidaya ikan atau menjadi destinasi wisata danau. Ini bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga bisa berdampak ekonomi bagi masyarakat sekitar,” jelas Bambang.
Dengan pengawasan yang ketat dan pemanfaatan yang tepat, ia berharap permasalahan lubang tambang tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat, melainkan peluang untuk mengembangkan potensi daerah.
Bambang menegaskan bahwa perlindungan terhadap warga dari bahaya lubang tambang adalah prioritas utama. Pemerintah daerah akan terus mencari solusi yang efektif untuk menutup atau memanfaatkan lubang-lubang bekas tambang, sehingga kejadian tragis seperti yang telah terjadi tidak terulang kembali.
“Pemerintah daerah akan terus berupaya melindungi masyarakat dari bahaya lubang tambang. Kita tidak ingin ada korban lagi. Pengawasan harus ketat, dan lubang tambang harus dimanfaatkan secara bijak,” pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Discussion about this post