BALIKPAPAN, pranala.co – Kalimantan Timur (Kaltim) tidak masuk daftar uji coba pembelian BBM bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina per 1 Juli 2022. Dengan demikian, pembelian pertalite dan solar masih seperti biasa.
Hal ini ditegaskan Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Susanto August Satria. Dia berujar, kebijakan baru pembelian BBM bersubsidi belum diterapkan menyeluruh di 34 provinsi di Indonesia. Untuk di wilayah Kalimantan, uji coba baru dilakukan di Kota Banjarmasin, Kalsel.
BACA JUGA: Cara Daftar MyPertamina untuk Beli Solar dan Pertalite
“Untuk Kaltim, tidak masuk. Kami masih pioritaskan di lima provinsi tersebut (Sumatra Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Jogjakarta). Itu juga tidak merata ke seluruh kota dan kabupatennya. Misal di Kalsel hanya di Banjarmasin. Jadi tidak semuanya,” terangnya.
Karena Kaltim belum termasuk dalam tahap uji coba, Satria menjelaskan, masyarakat bisa saja mengisi datanya. Hanya, pasti akan ditolak sistem, sehingga tidak mendapatkan QR code.
Satria menerangkan, usai mendaftar, kemudian menunggu apakah kendaraan dan identitasnya terkonfirmasi sebagai pengguna yang terdaftar. Sistem akan membantu kami dalam mencocokkan data pengguna. Jika bukan berlokasi di daerah uji coba itu, pasti langsung tertolak, atau tidak ada balasan email. Kalau memang di misal di Banjarmasin, maka akan dikirim email barcode, untuk pengisian BBM.
BACA JUGA: KPK Kembali Panggil Dirut PT Pupuk Kaltim sebagai Saksi
Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat yang daerahnya belum termasuk dalam tahap uji coba, tidak perlu mendaftar. Dia melanjutkan, masyarakat di lokasi uji coba (lihat grafis), dipersilakan mendaftar melalui aplikasi MyPertamina atau ke website MyPertamina.
Masyarakat yang merasa berhak menggunakan pertalite dan solar dapat mendaftarkan datanya melalui website atau aplikasi. Pengguna terdaftar akan mendapatkan QR code khusus yang menunjukkan bahwa data mereka telah cocok dan dapat membeli pertalite dan solar. QR code itu, sambung Satria, digunakan atau ditunjukkan tiap mengisi BBM pertalite dan solar.
“Jadi tidak harus menggunakan MyPertamina. Bayar cash, debit, atau kartu kredit juga bisa. Hanya terlebih dahulu memperlihatkan QR code untuk di scan. Dari scan itu, maka akan terdata,” jelasnya.
Dia berharap, program ini bisa menjabat persoalan penyaluran BBM subsidi yang selama ini belum tepat sasaran. Penjualan BBM subsidi diharapkan tercatat lebih baik dan transparan.
“Itu yang kami harapkan, Pertamina dapat mengenali siapa saja konsumen pertalite dan solar subsidi, dan tentunya melindungi masyarakat yang memang berhak mengonsumsi,” tuturnya. (das/re)
Discussion about this post