MANADO – Seorang imam Salat Tarawih di Masjid Nurul Alam, Manado, mendadak viral setelah melakukan live streaming melalui aplikasi TikTok saat memimpin ibadah. Aksi yang dilakukan pada malam pertama Salat Tarawih, Jumat (28/2/2025), ini menarik perhatian publik dan mendapat berbagai respons dari netizen. Tayangan tersebut bahkan disaksikan lebih dari 6 ribu pengguna TikTok.
Dalam siaran langsung itu, sang imam, Ustaz Mahmud Daud, menerima beragam gift dari netizen, termasuk gift berbentuk topi. Selain itu, kolom komentar dipenuhi beragam tanggapan, baik yang bersifat positif maupun kritik yang mempertanyakan etika dari tindakan tersebut.
Menanggapi fenomena ini, pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU, KH Abdul Muiz Ali, menjelaskan bahwa media sosial memang dapat digunakan sebagai sarana syiar Islam, termasuk untuk menyiarkan sholat Tarawih secara langsung.
“Kajian rutin seperti ceramah, kultum Tarawih, adzan, dan pelaksanaan sholat, baik fardhu maupun sunah, dapat disiarkan secara langsung melalui televisi atau media elektronik lainnya,” ujar Kiai Muiz, Senin (3/3/2025).
Namun, ia menegaskan bahwa keabsahan suatu ibadah tergantung pada terpenuhinya syarat dan rukun sholat. Dari sisi fikih, sholat Tarawih yang disiarkan langsung tetap sah. Meski demikian, menurutnya, tindakan sang imam kurang etis jika dilakukan secara sengaja dan dapat mengganggu kekhusyukan jamaah.
“Segala bentuk aktivitas yang dapat mengganggu kekhusyukan dalam sholat hukumnya makruh,” tegasnya.
Senada dengan itu, pengajar di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan, Madura, Ustadz Bushiri, menilai bahwa ibadah yang ditayangkan secara langsung dapat memicu riya atau pamer. Ia mengingatkan bahwa riya adalah penyakit hati yang dapat merusak pahala ibadah.
“Seorang Muslim seharusnya beribadah dengan penuh keikhlasan, hanya mengharap ridha Allah, tanpa ada niat ingin dipuji atau diperhatikan oleh orang lain,” jelasnya.
Fenomena imam sholat Tarawih yang melakukan live streaming ini memunculkan perdebatan di kalangan masyarakat dan netizen. Beberapa orang menganggap hal tersebut sebagai bentuk dakwah kreatif yang memanfaatkan teknologi. Namun, tak sedikit yang mengkritik tindakan itu karena dianggap mengurangi kekhidmatan ibadah.
“Kalau niatnya untuk dakwah dan memberi contoh ibadah yang baik, ya bagus. Tapi kalau fokusnya malah ke gift dan interaksi dengan penonton saat sholat, itu jadi kurang pantas,” ujar seorang netizen di media sosial.
Sementara itu, sejumlah ulama mengimbau agar ibadah tetap dilakukan dengan penuh kesungguhan dan tanpa unsur pamer. Mereka juga mengingatkan agar para imam dan jamaah lebih bijak dalam menggunakan teknologi, terutama dalam konteks ibadah.
Hingga berita ini ditulis, Ustadz Mahmud Daud belum memberikan pernyataan resmi terkait aksinya yang viral di media sosial. Namun, peristiwa ini menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk tetap menjaga esensi ibadah di tengah era digital yang semakin berkembang. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post