PEMAKAIAN Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) di Kalimantan Timur (Kaltim) selama kuartal I/2023 menunjukkan tren yang berbeda antara kartu kredit dan kartu ATM/debit.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia Perwakilan Kaltim, transaksi kartu kredit mengalami pertumbuhan baik secara nominal maupun volume Sedangkan transaksi kartu ATM/Debit mengalami penurunan baik secara nominal maupun volume.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalimantan Timur Budi Widihartanto menyatakan transaksi kartu kredit mencapai Rp662,93 miliar dengan volume 602.529 transaksi.
“Angka ini meningkat sebesar 54,83 persen (yoy) secara nominal dan 31,83 persen (yoy) secara volume dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Dia menambahkan, transaksi kartu kredit di Kaltim masih didominasi oleh dua kota besar, yaitu Balikpapan dan Samarinda.
Masing-masing memiliki porsi sebesar 54 persen dan 33 persen secara nominal, serta 52 persen dan 33 persen secara volume.
“Hal ini mengindikasikan bahwa pada kuartal I/2023 kota Balikpapan dan kota Samarinda masih menjadi penggerak utama pertumbuhan transaksi kartu kredit,” katanya.
Di sisi lain, transaksi kartu ATM/Debit di Kaltim pada tercatat sebesar Rp2,46 triliun dengan volume 3,22 juta transaksi.
Angka ini menurun sebesar 7,47 persen (yoy) secara nominal dan 27,08 persen (yoy) secara volume dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, Budi menuturkan volume transaksi pada kuartal I/2023 tercatat sebesar 3,22 juta transaksi atau lebih rendah daripada kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 3,59 juta transaksi.
“Hal tersebut sejalan dengan beralihnya masyarakat dalam menggunakan layanan propietary channel dalam bertransaksi karena lebih mudah dan efisien dalam digunakan untuk transaksi retail,” tuntasnya. (*)
Discussion about this post