pranala.co, SAMARINDA – Wali Kota Samarinda, Andi Harun bakal memakai dana pribadinya untuk membangun kolam renang di Rumah Jabatan di Jalan S Parman, Samarinda, Kaltim.
Hal itu dia jelaskan saat mengadakan pertemuan dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, AJI Samarinda, dan awak media di anjungan Karamumus, kompleks Balaikota, Samarinda, Senin (13/6/2022) lalu.
Selain itu Andi Harun bilang, bahwa pembangunan kolam renang menggunakan dana pribadinya itu untuk menghentikan polemik soal pemberitaan fasilitas yang masuk dalam rancangan bangunan pendukung rumah jabatan.
“Kalau ini polemik, saya akan pakai uang pribadi saya, mungkin ini hikmahnya, walaupun itu rumah jabatan ya hikmahnya saya diberi kesempatan berpartisipasi,” ujarnya.
Kepada awak media, Andi Harun menuturkan jika pembangunan kolam renang dan sauna yang digembor-gemborkan dengan dana fantastis, itu tidak benar. Dia memaparkan jika dana pembangunan dua wahana itu bahkan memakan dana sekira Rp1 miliar.
Bahkan, lanjut Andi Harun, dana kolam renang yang dibangun pun hanya pelengkap atau ornamen kecil pendukung rumah jabatan. “Pilihannya ada dua. Antara mau pakai rumput hijau, gazebo, atau kolam, sekalipun pakai gazebo dan rumput anggarannya tidak jauh berbeda, karena kolamnya mini,” urai dia.
Soal tempat gym dan sauna. Dua tempat itu pun tak lebih besar dari bayangan, yakni dengan luas sekira 2×3 saja. Alasan adanya pendirian bangunan dan fasilitas pendukung karena di belakang rumah jabatan yang ditempatinya selama lima tahun ke depan itu terdapat lapangan luas tak terawat. Akibatnya sering kali rumah jabatan dimasuki hewan seperti ular kobra dan monyet.
“Selama saya tinggal kurang lebih empat kali ular kobra masuk, itu kan bahaya, sehingga saya bilang ke Kadis PUPR pada saat itu untuk dilakukan rehabilitasi, lakukan perencanaan,” paparnya.
Di satu sisi, rumah jabatan tersebut tak memiliki ruang rapat. Sehingga ketika ingin melakukan rapat pertemuan di hari libur, dirinya harus pergi ke Balai Kota. Dan itu dianggap merepotkan.
Selain item tadi, ada beberapa item lainnya yang juga masuk dalam perencanaan pembangunan bangunan pendukung rumah jabatan Wali Kota Samarinda. Yakni, rumah ajudan, pendopo, guest house, ruang genset, groundtank, dan turap.
Adapula beberapa item lain yang disebut Andi Harun, yaitu rumah sopir dan rumah imam masjid atau rumah kaum. Dengan total pembiayaan keseluruhan sebesar Rp10,6 miliar.
Berkomitmen Dukung Kebebasan Pers
Pertemuan itu juga didampingi Sekretaris Kota Samarinda Hero Mardanus Satyawan, Kepala Diskominfo, Aji Syarif Hidayatullah, dan Ketua TWAP Saparuddin. Dari organisasi wartawan ada Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Juga hadir beberapa pengurus organisasi perusahaan media online yang ada di kota Samarinda.
Selain sebagai ajang silaturahmi, pertemuan yang digelar oleh Diskominfo kota Samarinda ini juga berisi klarifikasi mengenai beberapa isu yang berkembang di media belakangan ini. Diantaranya soal tuduhan bahwa Wali Kota Andi Harun mengekang kebebasan pers dan membungkam bahkan menyerang (mengintimidasi) wartawan.
Menyikapi tuduhan itu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengklarifikasi bahwa beberapa tuduhan yang dialamatkan kepadanya adalah berlebihan. Ia menjelaskan beberapa hal yang sempat membuat kesalahpahaman antara dirinya dengan oknum wartawan yang berujung pada terjadinya hubungan yang sedikit memanas.
Andi Harun menyatakan komitmennya dalam mendukung kebebasan pers. Bahkan dia juga menegaskan tidak pernah melakukan intimidasi maupun pembungkaman dengan meminta media menghapus (take down) posting-an mereka.
“Saya tidak pernah membungkam media. Bahkan sejak masih menjadi anggota dewan, saya selalu terbuka kepada semua jurnalis yang ingin menggali berita. Tidak pernah ada wartawan yang saya tolak jika ingin mewawancarai,” ujar Andi Harun.
Dia menegaskan komintmennya pada kebebasan pers. Kalau mungkin ada yang meminta dilakukannya takedown berita atau bahkan intimidasi, maka politisi Gerindra ini memastikan itu bukan atas perintah dia.
“Kalau ada oknum yang melakukan penekanan atau apapun kepada kalangan media, jangan serta merta dianggap itu dari saya.” tandas Andi Harun.
Namun, dia juga meminta agar insan pers dengan senang hati meralat berita yang telah ditulisnya. Sekiranya berita tersebut tidak benar atau kurang tepat, supaya tidak menimbulkan persepsi negatif terhadap dirinya.
Dia mencontohkan persoalan berita renovasi rumah jabatan yang viral di media. Bagaimana sebagian jurnalis terkesan tidak objektif karena membesar-besarkan pembangunan kolam renang dan ruang sauna dalam proyek renovasi rumah jabatan yang bernilai Rp 9 miliar tersebut.
“Padahal kolam renang dan sauna itu hanyalah bagian kecil dari besarnya kegiatan renovasi rumah jabatan yang memang cukup banyak yang harus diperbaiki. Tapi yang dikesankan di beberapa media adalah biaya sebesar itu seolah hanya untuk pembuatan dua objek tersebut,” papar Andi Harun. [DWI]
Discussion about this post