SAMARINDA, pranala.co – Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) telah berakhir 18 Juni lalu. Capaian imunisasi anak di Kalimantan Timur (Kaltim) berada peringkat tiga nasional, yakni 57 persen dengan target nasional 95 persen.
Untuk capaian BIAN tertinggi di Kaltim, adalah Kabupaten Mahakam Ulu yaitu 123,8 persen, disusul Kutai Barat 102,5 persen, Balikpapan 70,9 persen, Kutai Kartanegara 63,9 persen, PPU 63,4 persen, Paser 52,0 persen, Bontang 50,8 persen, Kutai Timur 48,2 persen, Berau 43,9 persen, dan Kota Samarinda 40,4 persen.
BACA JUGA: Warung Misterius, 5 Tahun Wajah Penjual Tak Pernah Terlihat
Memang, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Setyo Budi Basuki mengakui pencapaian vaksinasi masih di bawah target dan itu terjadi pada seluruh provinsi di Indonesia. Alasannya, karena adanya pandemi selama 2 tahun yang berdampak minimnya kegiatan Posyandu.
Karena cakupannya secara nasional kurang, lanjut Setyo Budi, disebabkan pada waktu pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional bertepatan libur sekolah, sehingga sulit untuk mengejar target yang ingin dicapai, maka pelaksanaannya ditambah waktunya sampai 29 Juli mendatang.
“BIAN kemarin dimulai 18 Mei sampai 18 Juni. Makanya akan ditambah sampai 29 Juli mendatang untuk menutupi kekurangan capaian tersebut hingga mencapai 95 persen,” kata Setyo Budi Basuki usai membuka Rapat Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional Tingkat Provinsi Kaltim, yang digelar secara offline dan online di Hotel Mercure Samarinda, Rabu (6/7/2022).
Makanya, lanjut Setyo Budi, target tersebut ingin dikejar dengan mengumpulkan kelompok-kelompok berpotensial untuk punya sasaran, termasuk Kemenag, Disdik dan lintas sektor lainnya melalui Rapat evaluasi dan percepatan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional Tingkat Provinsi Kaltim.
Ditambahkan, pelaksanaan BIAN adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada seluruh masyarakat akan pentingnya pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional terhadap pencapaian target eliminasi campak-rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023, mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan Dunia Bebas Polio pada tahun 2026 serta mencegah terjadinya kejadian luar biasa PD3I lainnya.
BACA JUGA: Australia Tawarkan Diri Ikut Pembangunan IKN
“Jadi imunisasi ini adalah imunisasi Campak Rubela, kemudian ada imunisasi kejar Oral Polio Vaksin, kemudian Injeksi Polio Vaksin, HB1-Hib. Sebetulnya ini imunisasi yang biasa dilakukan di Posyandu, jadi untuk menutupi kekurangan, kita lakukan Bulan Imunisasi Anak Nasional ini,” beber Setyo Budi.
Demi mencapai target BIAN sebesar 95 persen, dia mengharapkan seluruh stakeholder, termasuk pihak swasta untuk bisa berpartisipasi, berkontribusi serta mendukung kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional, sehingga pelaksanaannya bisa sukses di seluruh wilayah Kaltim. (ril/re).
Discussion about this post