SAMARINDA – Wali Kota Samarinda Andi Harun mengirim surat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia untuk meminta evaluasi tarif pesawat kelas ekonomi berjadwal di Samarinda, yang dinilai menjadi salah satu faktor penyebab inflasi di Kota Tepian.
Wali Kota Samarinda mengatakan sekarang mungkin keterbatasan penerbangan di berbagai daerah menyebabkan harga itu relatif kurang normal. Tarif batas atas pesawat kelas ekonomi berjadwal di Samarinda Rp1,6 juta.
“Saya beberapa waktu lalu sempat berbincang dan melaporkan kepada Presiden RI bahwa inflasi yang terjadi di Kota Samarinda disebabkan oleh faktor Administrasi Price (AP), yaitu harga angkut barang dengan menggunakan pesawat kerap kali alami kenaikan dan penurunan harga,” kata Andi Harun dilaporkan Antara, Rabu (27/9/2023).
Andi Harun menyebutkan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor: 20 Tahun 2019 tentang tata cara dan formulasi perhitungan tarif batas atas penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri.
“Tapi fakta di lapangan rata-rata Rp2 jutaan, dan setiap kali ada harga di sisi transportasi pasti mempengaruhi harga di komoditas,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta ke Kementerian Perhubungan untuk bisa mengevaluasi harga transportasi di Samarinda secara berkala.
Andi Harun berharap dalam mengatur harga tersebut juga perlu melibatkan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) sebagai asosiasi, kemudian Kemenhub sebagai regulator dan maskapai sebagai operator.
“Idealnya tarif itu dapat dievaluasi selama tiga bulan, dan ini ada kecenderungan sumbangan tiket pesawat ini peningkatan inflasi hingga di angka delapan persen,” katanya.
Andi Harun optimis, apabila hal tersebut bisa diatasi, maka akan membantu semua barang komoditas kembali normal, tidak hanya pada sisi transportasi udara tetapi juga transportasi laut dan darat.
Saat disinggung soal kebutuhan pokok seperti beras, Andi Harun menuturkan, rata-rata beras di Kaltim dan Samarinda berasal dari Pulau Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
“Kedua provinsi tersebut saat ini memang ada terpengaruh dengan El Nino, dan pasokannya ke wilayah-wilayah penerima menjadi masalah,” tuturnya.
Andi Harun bersyukur walaupun di Kaltim dan Samarinda mengalami adanya kenaikan harga, untuk ketersediaan stok beras di Kaltim masih aman dan belum sampai di luar batas normal.
“Kita berharap terkait kondisi sekarang bisa lebih turun, kalau belum bisa normal seperti sebelumnya, dan stok ketersediaan pangan di Samarinda sejauh ini masih mencukupi lima hingga enam bulan ke depan,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post