BARU-BARU ini, masyarakat Samarinda, Kalimantan Timur dihebohkan dengan munculnya beberapa ekor Pesut di Sungai Mahakam. Seperti diketahui, keberadaan hewan mamalia yang juga sering disebut sebagai lumba-lumba air tawar tersebut sudah terancam punah. Terutama pada jenis Pesut Mahakam.
Saat ini, kemunculan Pesut Mahakam juga sangat jarang terjadi. Hal ini dikarenakan populasi hewan tersebut terus mengalami penurunan akibat kerusakan habitat. Lebih lanjut, aktivitas di Sungai Mahakam yang semakin padat juga turut mempengaruhi kehidupan Pesut Mahakam.
Adapun ciri-ciri Pesut Mahakam memiliki bentuk dan warna mirip dengan lumba-lumba. Berwarna abu-abu, Pesut mempunyai kepala yang berbentuk bulat dan tidak memiliki moncong seperti lumba-lumba.
Video detik-detik munculnya Pesut Mahakam tersebut berhasil diabadikan oleh salah satu pengguna akun Twitter, @BahriBpp, dan telah dibagikan pada Senin (20/7).
Saat ini, berbagai komentar juga telah membanjiri unggahan tersebut. Tak sedikit juga warganet yang turut bahagia dengan kemunculan Pesut Mahakam.
“Saya antara tahun 2007 sampai 2010 sering ke Belayan lewat Kota Bangun dan di suatu sore pernah lihat sendiri Pesut Mahakam di muara Sungai Belayan,” tulis akun @kusnindar73.
“Ya ampuuun, aku seneng banget lihatnya. Karena dulu pernah membaca katanya Pesut udah nggak ditemukan, bahkan di tahun 2019 ada beberapa ekor Pesut yang mati .. huaaa sedihnya. Sekarang lihat mereka loncat loncat gitu, aku terharuu…. lestarilah Pesut Pesut Mahakam,” tulis akun @Rininatrala.
Kejadian yg skrg sangat langka d sungai Mahakam……. pic.twitter.com/uG3IjdibXt
— Syariful Bahri (@BahriBpp) July 20, 2020
“Beruntung sekali bisa melihat langsung Pesut sebanyak ini. Semoga keberadaan habitat dan populasinya dapat terjaga dengan baik,” tulis akun @ekho_yanuar.
Melansir situs informasi Kominfo, Pesut Mahakam adalah mamalia air tawar, bukan ikan yang saat ini dalam kondisi terancam punah. Berdasarkan data 2019, jumlah Pesut Mahakam diperkirakan hanya mencapai 80 ekor.
Pesut Mahakam yang hidup di sungai air tawar daerah tropis memiliki nama latin Orcaella brevirostis. Pesut Mahakam hidup dengan cara berkelompok, mulai dari 6-9 ekor.
Pesut di Indonesia diketahui berkerabat dekat dengan pesut yang terdapat di Asia Tenggara dan Asia Selatan, juga Australia. Jenis itu juga hidup di Sungai Ayeyarwaddy di Myanmar dan Sungai Mekong di Kamboja dan Laos, serta punya nama latin Orcaella fluminalister. Word Wild Fund (WWF) menyebut hewan ini sebagai Irrawaddy dolphin.
Melansir Animal Diversity, pesut Mahakam memiliki panjang 1,46 m sampai 2,75 m dan berat 114 sampai 143 kg. Pada saat baru dilahirkan, berat pesut sudah mencapai 12,3 kg. Pesut Mahakam diklaim mampu bertahun hidup sampai umur 28 sampai 30 tahun.
Secara fisik, Pesut Mahakam tidak memiliki paruh dan memiliki leher yang fleksibel, tidak seperti lumba-lumba lain. Fleksibilitas di leher menyebabkan lipatan yang terlihat di belakang kepala. Wajah dan kepala Pesut Mahakam mirip dengan paus beluga.
Organ reproduksi Pesut Mahakam sudah dinyatakan matang pada usia sekitar 3 tahun. Namun, pesut betina hanya bisa hamil dan melahirkan satu bayi pesut setiap 3 tahun. Sang pesut betina akan hamil selama 9 sampai 14 bulan dan melahirkan hanya satu pesut saja.
Tak seperti lumba-lumba di laut, Pesut Mahakam disebut perenang yang lamban karena hanya mampu berenang 25 km/jam. Selain itu, Pesut Mahakam hanya mampu menyelam selama 30-60 detik dan bisa mencapai 12 menit jika dalam keadaan terancam.
Jenis pesut yang juga mirip dengan pesut Mahakam adalah pesut yang hidup di Papua Nugini dan Australia dengan nama latin Orcaella heinsohni.
Perbedaan mendasar dari Orcaella heinsohnidan pesut Mahakam terletak dari warna, pesut Australia biasanya punya tiga warna, sedangkan pesut Mahakam punya dua warna saja. Mereka juga punya tengkorak dan sirip yang berbeda.
Saat ini, UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya serta PP Nomor 7 Tahun 1999 menetapkan pesut Mahakam sebagai jenis satwa dilindungi.
Selain itu, International United of Conservation Nature and Natural Resources (IUCN) juga menetapkan pesut Mahakam sebagai satwa kritis dan terancam punah. (*)
Discussion about this post