PEMBONGKARAN rumah di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) segmen Pasar Segiri di Jalan dr Soetomo, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, Kalimantan Timur disetop sementara. Pemkot setempat memastikan tetap berjalan usai Iduladha.
“Jika tidak ada halangan akan dimulai bongkar kembali setelah Iduladha tepatnya 5 Agustus. Jadi kita lewati dulu 3 tasyrik (hari) setelah Iduladha,” kata Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang dalam keterangan pers yang diterima Kamis (23/7).
Terdapat 210 bangunan di RT 28 yang hendak ditertibkan Satpol PP Samarinda. Ratusan rumah itu masuk segmen Pasar Segiri yang bersisian langsung dengan SKM. Nantinya penertiban juga berlanjut ke RT 26 dan 27. Pembersihan kawasan sempadan anak Sungai Mahakam ini memang mendesak lantaran menjadi satu dari sekian biang banjir di Samarinda. Penyempitan dan sedimentasi yang tak tertolong jadi penyebabnya.
Idealnya lebar sungai itu mencapai 40 meter, tapi kondisi SKM saat ini hanya kisaran 25 meter saja. Sementara data sedimentasi tercatat hanya 175 meter kubik per detik, padahal sebelumnya bisa menampung 400 kubik.
Itulah jadi alasan Pemkot Samarinda kukuh dengan menertibkan ratusan bangunan warga di bantaran sungai tersebut. Jaang pun sudah meminta pihak kecamatan dan kelurahan segera mensosialisasikan kembali dengan warga setempat terkait target waktu pembongkaran.
“Jadi saya pastikan pembongkaran ini bukan setop, tapi terus lanjut,” tegasnya.
Agar bisa selesai sesuai target, Jaang juga meminta kepada satuan Satpol PP agar bisa lebih dahulu membongkar bangunan atau gudang milik pemkot yang terletak di Pasar Segiri. Dirinya juga menepis anggapan aksi pembongkaran tersebut merupakan bentuk ketidakpedulian wali kota kepada warga SKM saat masa akhir jabatannya.
“Aksi ini bukan sebagai bentuk kezaliman saya kepada warga, tapi lebih kepada kepedulian pemerintah kepada 50 ribu warga yang selama ini terdampak banjir akibat pendangkalan dan penyempitan Sungai Karang Mumus segmen Pasar Segiri,” jelas Jaang.
Terpisah, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin menambahkan jika aktivitas pembongkaran dalam satu minggu ini memang tak ada, sebab pemkot lebih fokus menangani kasus pandemik COVID-19 yang sudah masuk gelombang kedua di Samarinda.
“Jadi saat ini kami istirahat sebentar. Kami juga lebih memilih memperhatikan kondisi kesehatan petugas lapangan di tengah kondisi pandemik seperti ini,” katanya.(*)
Discussion about this post