pranala.co – Kapolres Bontang AKBP Yusep Prastiya terpaksa turun tangan untuk menenangkan massa demonstrasi dari Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera), setelah mahasiswa dan polisi terlibat aksi saling dorong.
Mahasiswa yang saat itu hendak memaksa masuk, terpaksa harus didorong mundur. Seketika adu mulut terjadi. Mahasiswa tidak terima karena dilarang masuk oleh pihak keamanan.
“Sudah! Tenang dulu. Tenang,” pinta AKBP Yusep kepada massa aksi, di Kantor DPRD Bontang, Bontang Lestari, Senin (12/9/2022).
Kepada massa aksi, Kapolres Bontang Yusep menyatakan pihaknya sedang berupaya melobi bagian Sekretariat DPRD Bontang untuk mempertemukan langsung pedemo dengan anggota DPRD Bontang.
Ia meminta waktu selama 10 menit, sembari menunggu pihak internal DPRD Bontang menyiapkan mediasi. “Kasih waktu 10 menit buat menunggu di dalam disiapkan buat pertemuan,” kata dia.
Hanya saja, dia memberikan beberapa sebelum massa bertemu dengan perwakilan pemerintah. Pertama massa dilarang membawa atribut seperti bendera dan spanduk.
Kedua, massa akan diberikan penggeladahan badan. Ketiga, massa tetap kondusif dalam ruang rapat. Terakhir, bila massa demonstrasi anarkis maka akan diamankan oleh polisi.
“Saya ingatkan, jangan sampai anarkis. Bila melanggar, pasti akan kami amankan,” tegas dia. (*)
Discussion about this post