Menurut Wagub Hadi, harusnya perusahaan tambang batubara bijak dan seimbang. Kaltim sebagai daerah yang kekayaan alamnya dikeruk mestinya juga berhak mendapat bantuan pendidikan tersebut. Bukan sekadar jadi tempat yang sumber daya batubaranya dikeruk demi keuntungan.
Perusahaan tambang batubara yang dimaksud Hadi Mulyadi itu adalah PT Bayan Resources. Perusahaan yang didirikan dan dimiliki Dato Dr Low Luck Kwon.
PT Bayan Resources diketahui menyalurkan dana abadi pendidikan ke tiga pergurun tinggi yang semuanya berada di Pulau Jawa. Rincinya Universitas Indonesia (UI) Rp 50 miliar, Institut Teknologi Bandung (ITB) Rp 100 miliar, dan Universitas Gajah Mada (UGM) Rp 50 miliar.
CSR untuk ITB, bantuan biaya pendidikan dipergunakan pembangunan gedung, dan 50 persen untuk beasiswa dalam bentuk endowment fund sebesar Rp 1,9 miliar yang didistribusikan untuk 174 mahasiswa dari 5 fakultas/sekolah dan 9 program studi.
Lalu UGM, bantuan Rp 50 miliar dana abadi dipergunakan melalui berbagai instrumen yang telah menghasilkan sekitar Rp 2,5 Miliar untuk tahun pertama. Dana tersebut disalurkan kepada 311 mahasiswa dari berbagai Fakultas di UGM dalam bentuk beasiswa dalam empat kategori.
Kategori pertama, prestasi akademik dan berasal dari ekonomi kurang mampu dialokasikan sebesar Rp1.512.000.000,00 untuk 180 mahasiswa.
Lalu, prestasi non akademik sebesar Rp584.000.000,00 bagi 73 mahasiswa. Selanjutnya, prestasi non akademik PBUB Bidang Olahraga dan Seni sebesar Rp304.000.000,00 untuk 38 mahasiswa. Terakhir, beasiswa tugas akhir sebesar Rp100.000.000 untuk 20 mahasiswa.
Sementara di UI, donasi sebesar Rp 50 miliar yang diterima dikelola sebagai dana abadi. Hasil pengelolaan investasi dipergunakan sebagai beasiswa Biaya Operasional Pendidikan.
Bantuan besar untuk UI itu diberikan Dato Dr Low Luck Kwon demi mewujudkan UI sebagai Entrepreneurial University yang ditunjang oleh Smart Campus, dan diharapkan memberi mahasiswa kesempatan untuk meningkatkan personal skills, kreativitas, etika, inovasi, kewirausahaan.
Menurut Wagub Hadi, harusnya perusahaan tambang batubara bijak dan seimbang. Kaltim sebagai daerah yang kekayaan alamnya dikeruk mestinya juga berhak mendapat bantuan pendidikan tersebut. Bukan sekadar jadi tempat yang sumber daya batubaranya dikeruk demi keuntungan.
Hadi Mulyadi menegaskan, perusahaan yang bekerja di Kaltim harus membantu kepentingan masyarakat di Kaltim. Hal itu penting agar masyarakat Kaltim tak hanya merasakan dampak kerusakan lingkungan. Tapi juga manfaat dari adanya perusahaan yang beroperasi.
“Harusnya ada ke perguruan tinggi di Kaltim. Sekarang ke Unmul saja ada enggak? Saya sebagai warga Kaltim juga kecewa,” tuturnya.
PT Bayan Resources sendiri merupakan sebuah perusahaan pertambangan yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir 2020, perusahaan ini memiliki 5 Kontrak Karya Batubara (PKP2B) dan 16 Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan total luas konsesi 126.293 hektar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Sepanjang 2021, perusahaan ini berhasil menjual batubara sebanyak 40 juta ton, atau naik 11,11 persen dari penjualan 2020, yakni 36 juta ton. (dwi/id)
Discussion about this post