PRANALA.CO – Seorang pelajar SMK tega membunuh sekeluarga di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
Sekeluarga dibunuh itu terdiri dari lima orang. Antara lain; suami inisial WI (35), istri inisial SW (34), dan dua anak perempuan inisial RJS kelahiran 2009 dan VDS kelahiran 2013. Terakhir, ZAA yang masih berusia 3 tahun. Mereka tinggal di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, PPU.
Keterangan awal yang diperoleh pelaku utama dari kasus pembunuhan ini ternyata masih berstatus siswa SMK berinisial JND.
Tersangka diketahui masih dibawah umur, yakni kurang dari 18 tahun dan merupakan siswa salah satu sekolah menengah di Babulu.
Rumah JND juga berdampingan dengan rumah korban sekaligus TKP kasus pembunuhan sadis di PPU.
“Iya sebenarnya masih tetangga dekat,” kata Siswoyo, kakak dari Waluyo, satu dari korban kasus pembunuhan di PPU ini.
Kronologi Kejadian
Pada Selasa (6/2/2024) dini hari, sekira pukul 01.30 WITA. Saat pelaku berada di rumah korban, ia mematikan meteran listrik sebelum masuk ke dalam rumah.
Pada saat itu hanya ada SW, RJ, VD, dan SAD di dalam rumah. Sementara WL sedang berada di rumah orangtuanya.
Belum sempat melakukan pembunuhan, WL kembali ke rumahnya dan saat memasuki ruang tamu ia langsung ditebas parang oleh JND.
JND menghabisi nyawa lima korbannya yang merupakan satu keluarga, menggunakan parang tanpa gagang sepanjang 60 sentimeter.
Tersangka sebelum melakukan aksi kejinya, ia sempat mabuk-mabukan bersama temannya tidak jauh dari lokasi rumah korban.
Dia juga sempat pulang ke rumahnya untuk mengambil parang, kemudian menuju rumah korban, untuk melakukan aksinya.
Saat itu sang ibu SW bangun dan tersangka pun langsung melakukan hal yang sama, setelah itu, ia lalu melakukannya ke ketiga korban lainnya, yang masih anak-anak.
“Luka korban rata-rata di kepala,” sambung Kapolres AKBP Supriyanto.
Pelaku Setubuhi Korban
Usai semua korban dipastikan meninggal dunia, tersangka lalu menyetubuhi SW dan RJ. Korban perempuan ini memang saat ditemukan dalam keadaan tidak mengenakan pakaian.
Tersangka juga tidak langsung pergi setelah itu, tetapi ia juga sempat mengambil tiga unit handphone milik korban, dan uang tunai sebesar Rp 300 ribu.
“Dari keterangan pelaku, setelah melakukan pembunuhan, ia melakukan pemerkosaan terhadap ibu dan anak yang dewasa setelah itu ditinggalkan,” sambungnya.
Pura-pura jadi Saksi Pembunuhan
Usai melakukan pembunuhan, tersangka pulang lagi ke rumahnya, sempat berganti baju, lalu mengajak kakaknya untuk melaporkan ke Ketua RT 18, tentang kejadian pembunuhan.
Tersangka beralibi bahwa ia melihat ada tiga hingga sepuluh orang yang melakukan aksi itu. Pihak RT pun langsung melapor ke pihak kepolisian.
Awalnya, status tersangka yakni saksi dan dibawa ke Polres Penajam Paser Utara untuk dimintai keterangan. Namun penyelidikan dan olah TKP juga terus dilakukan.
Seiring keluarnya hasil olah TKP dan keterangan yang diberikan olehnya tidak masuk akal, maka ditetapkan bahwa ia adalah tersangka tunggal kasus ini.
“Selesai melakukan pembunuhan, tersangka mengajak kakaknya ke pak RT untuk melapor terkait adanya kasus pembunuhan ini, ia beralibi kalau pelakunya bukan dia,” terangya.
Empat Korban Ditemukan di Kamar Tidur
Pembunuhan satu keluarga itu diperkirakan terjadi sekira pukul 24.00 WITA. Adik korban, Putut Sunaryo mengatakan, WI masih berada di rumah orang tuanya sesaat sebelum kejadian.
Tetangga awal mula mendengar teriakan dari dalam rumah korban. Saksi langsung mengecek dan sudah mendapati Wl tewas di ruang tamu.
Tidak hanya itu empat korban lainnya ditemukan di dalam kamar tidur.
Setelah melihat kejadian tersebut saksi langsung melaporkan ke ketua RT, kemudian ditindaklanjuti dengan melaporkan ke pihak kepolisian.
“Katanya saksi dengar teriakan, jadi mengecek ke dalam rumah dan kakak saya sudah meninggal di ruang tamu,” ungkapnya, Selasa (6/2/2024).
Putut juga mengatakan bahwa saksi sempat bertemu dengan pelaku, tapi ia tak kuasa menahannya karena pelaku tersebut membawa parang.
Terduga pelaku itu juga tidak dikenali oleh saksi sehingga keluarga beranggapan bahwa ia bukan berasal dari lingkungan tersebut.
Pelaku Diamankan
Sementara tak butuh waktu lama, terduga pembunuh sekeluarga itu diamankan pihak kepolisian. Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polres PPU AKP Dian Kusnawan.
Namun, belum diketahui pasti berapa jumlah pelaku yang diamankan dalam kejadian pembunuhan ini.
“Alhamdulillah yang diduga pelaku sudah kita amankan,” ungkapnya melalui pesan singkat, Selasa (6/2/2024).
Kasat Reskrim juga menjelaskan bahwa untuk motif dan jumlah pelaku masih didalami. Sekaligus akan diperiksa kejiwaannya pelaku.
Kelima jasad korban dilakukan visum di Rumah Sakit Umum Ratu Aji Putri Botung PPU. Terlihat juga keluarga korban berada di sekitaran kamar jenazah, menunggu hasil proses selesai.
Para petugas juga terlihat menyiapkan untuk proses visum sejak pukul 09.00 WITA. Mereka juga sudah menyiapkan kain kafan untuk kelima korban, atas permintaan keluarga yang ingin langsung menyiapkan pemakaman korban.
Kejadian diperkirakan sekitar dinihari pukul 02.00 Wita. Korban baru tiba dirumah sakit dengan ambulance sekitar pukul 05.00 Wita.
“Kami masih melakukan pendalaman,” pungkasnya.
Dugaan Motif Pembunuhan
Kapolres PPU, AKBP Supriyanto mengatakan bahwa, berdasarkan penyelidikan awal motif pembunuhan yakni karena sakit hati atau dendam.
Keluarga tersangka dan korban memang sudah ada konflik sepele sebelumnya. Baik permasalahan ayam ataupun karena korban meminjam helm dan tiga hari tidak dikembalikan.
Ada pula keterangan dari keluarga bahwa salah satu korban yakni Rj yang merupakan anak pertama, pernah menjalin hubungan asmara dengan tersangka.
Namun mereka tidak direstui oleh orangtua yang juga korban, karena alasan Rj sudah memiliki pasangan lain.
Ia dikenakan pasal 340 KUHP subsider pasal 338 KUHP juncto pasal 60 ayat 3 juncto pasal 76 huruf c Undang-undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman mati atau sekurang-kurangnya penjara seumur hidup. (*)
Discussion about this post