ANAK dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa keemasan (golden age). Proses pembelajaran yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan karakteristiknya.
Elizabet dalam buku Mansur, berpendapat bahwa perkembangan fisik sangat penting untuk dipelajari dan dikembangkan, karena perkembangan fisik anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana dia memandang orang lain (Masitoh, 2005:22).
Perkembangan fisik/motorik adalah semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh seluruh tubuh. Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik diotak (Susanta, 2014:204).
Motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yang menurut Gallahue dalam buku Samsudin, adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik.
Sedangkan Menurut Rini Hildayani perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan/kemampuan motorik kasar, yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling. Menurut Santrock motorik kasar adalah keterampilan motorik yang melibatkan aktivitas otot yang besar, salah satu contoh yaitu berjalan.
Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya.
Salah satu manfaat yang diharapkan dari kegiatan bermain pada anak adalah untuk mengembangkan motorik kasar secara optimal. Berdasarkan jenisnya bermain dapat dibedakan menjadi bermain sensori, bermain simbolik, dan bermain pembangunan. Bermain dapat dilakukan dimana saja, baik di dalam ruangan (indoor) maupun diluar ruangan (outdoor).
Adapun pembelajaran yang mendukung bermain diluar ruangan yaitu melalui permainan outbound. Menurut John W Santroc permainan (play) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Serta malalui permainan anak mendapat kegembiraan dari apa yang telah dilakukan anak itu sendiri..Sedangkan Outbound adalah kegiatan luar ruangan, kegiatannya lebih banyak bermain.
Outbound adalah kegiatan pelatihan sekaligus rekreasi yang dilakukan dilapangan atau dialam terbuka yang terdiri dari berbagai permainan (games) dan tantangan (challenge), serta dari masing-masing permainan mempunyai tujuan tujuantertentu. Outbound merupakan metode pengembangan diri melalui kombinasi rangkaian kegiatan beraspek psikomotorik, kognitit, dan afeksi dalam pendekatan pembelajaran melalui pengalaman.
Terdapat jenis permainan outbound untuk anak usiadini diantaranya: bola estafet, dragon ball, snake balloon atau balon ular, pipa lines,permainan kapal pecah, jembatan dua garis curam, lintas alam/melakukan perjalanan (trekking), karet estafet/karet berantai, bola estafet, jaring laba-laba, permainan sepakbola dan sebagainya. Pada penelitian ini penulis menggunakan kegiatan outbound jenis Fun Games.
PENGERTIAN KEGIATAN OUTBOUND
Outbound adalah sebuah kata yang sering diucapkan untuk menggambarkan sebuah kegiatan di luar ruangan. Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa outbound adalah suatu bentuk dari pembelajaran segala ilmu terapan yang disulasikan dan dilakukan di alam terbuka atau tertutup dengan bentuk permainan yang efektif, yang menggabungkan antara intelegensia, fisik dan mental.
Adapun definisi Outbound Anak atau Outbound Kids merupakan suatu kegiatan outbound yang dilakukan oleh anak-anak yang berumur berkisar antara umur 5 tahun keatas sampai umur 15 tahun. Biasanya outbound anak bertujuan mengembangkan kepencayaan diri , keberanian dan daya kretifitas.
TK IT Qurrota A’yun yang beralamatkan di jalan Selat Karimata Rt 26 Tanjung Laut – Bontang Selatan memiliki program unggulan yang menarik yaitu Kegiatan Outbound. Program ini juga sebagai salah satu extra kulikuler di TK IT Qurrota A’yun. Kegiatan ini dilakukan rutin setiap dua pekan sekali, melibatkan seluruh guru, siswa dan instruktur profesional.
Saat ini TK IT Qurrota memiliki jumlah murid 187 siswa, maka dalam setiap kegiatan Outbound dilakukan secara bergiliran setiap kelas. Sehingga semua siswa merasakan manfaat dari adanya kegiatan outbound di TK IT QurrotaA’yun. Keberadaan sarana dan prasana untuk kegiatan outbound di TK IT Qurrota Ayun cukup memadai sehingga tidak menjadi kendala dalam pelaksanaannya.
TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun manfaat dan tujuan kegiatan kegiatan outbound bagi anak usia dini selain menstimulasi perkembangan motoric juga terdapat manfaat lainnya yaitu :
1. Melatih Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah sesuatu yang langka dimiliki oleh anak-anak. Bahkan, saking langkanya, anak selalu malu dan takut kalau diminta melakukan sesuatu. Saat kegiatan outbound sekolah dilakukan anak akan banyak diminta mewakili timnya untuk melakukan permainan edukasi. Mau tidak mau mereka harus berani dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
2. Membiasakan Kerja Sama
Dalam kegiatan outbound ada banyak sekali permainan yang mementingkan kerja sama. Tanpa kerja sama yang baik, permainan tidak akan bisa selesai dengan baik. Bahkan bisa menjadi kacau sejak awal.
3. Melatih Komunikasi
Dalam kerja sama apa yang paling dibutuhkan oleh anak? Ya, benar sekali, komunikasi yang baik. Kalau komunikasi yang baik tidak bisa dilakukan, anak tidak akan bisa melakukan kerja sama. Kegiatan outbound akan membuat anak mampu berkomunikasi dengan baik dan bisa dimengerti dengan sempurna oleh teman satu kelompoknya
4. Menjadi Lebih Disiplin dan Tanggung Jawab
Saat berada di rumah, anak biasanya malas dan tidak memiliki rasa disiplin tinggi. Misal mandi di pagi hari harus dipaksa, dibangunkan, dan segala drama pagi hari lainnya. Hal ini tentu menurunkan rasa tanggung jawab mereka terhadap dirinya sendiri.
Saat mengikuti outbound, anak akan terbiasa bangun dengan sendirinya. Menyiapkan apa pun seorang diri hingga akhirnya terbiasa mandiri dan bertanggung jawab dengan dirinya sendiri.
5. Anak Terpacu untuk Kreatif
Melakukan kegiatan outbound akan memacu anak untuk menjadi kreatif. Ada banyak kegiatan di acara ini yang membuat anak jadi bisa melakukan apa pun termasuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Lambat laun anak akan menjadi kreatif dengan sendirinya dan terbawa sampai kembali ke sekolah.
Karakter kreatif ini membuat anak bisa bertahan dengan kehidupan sekolahnya. Kalau hal ini terus dikembangkan, kelak di masa depan, anak akan lebih mampu menghadapi dunia kerja dan kehidupan dewasanya dengan sempurna. Karakter kreatif yang mampu memecahkan masalah akan membantu dirinya untuk hidup lebih baik.
6. Menumbuhkan Rasa Peduli
Pada dasarnya anak memang memiliki ego yang tinggi. Mau tidak mau apa yang diinginkan harus tercapai. Hal ini sebenarnya wajar, meski saat sudah dewasa anak tidak bisa melakukannya lagi. Mereka tidak boleh memikirkan dirinya sendiri lagi. Apalagi kalau sudah berada di dalam sebuah kelompok.
Dengan melakukan kegiatan outbound, anak akan terbiasa untuk peduli dengan sesama. Misal dengan teman satu kelompoknya sehingga kerja sama bisa berjalan dengan lancar. Kelak saat sudah kembali ke sekolah, anak juga lebih peduli dengan orang di sekitarnya. Karakter ini akan membuat anak menjadi pribadi yang baik.
7. Anak Lebih Mandiri
Kemandirian adalah salah satu karakter yang wajib dimiliki oleh anak-anak. Dengan kemandirian yang tinggi, mereka akan terbiasa melakukan apa pun tanpa bantuan. Anak akan terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri dan akan terbiasa hingga terbawa saat mereka nantinya pulang ke rumah dan kembali ke sekolah.
Selama ini anak jarang sekali diajarkan kemandirian apalagi di rumah. Apa saja akan bergantung dengan orang tua. Saat melakukan aktivitas outbound sekolah, mereka mau tidak mau harus menjadi mandiri dan menyelesaikan semua kewajibannya sendiri tanpa bantuan.
IDE PERMAINAN OUTBOUND YANG SERU DAN EDUKATIF
Mengajak si Kecil outbond tidak perlu sampai ke luar kota,. Berbekal peralatan yang ada di rumah, Kita bisa membuat berbagai macam permainan untuk dimainkan si Kecil bersama teman- temannya di taman dekat rumah. Ini dia rekomendasinya:
1. The Holey Pipe
Ibu memiliki pipa bekas dengan ukuran diameter yang cukup besar? Yuk, manfaatkan pipa bekas tersebut untuk membuat permainan The Holey Pipe. The Holey Pipe cocok untuk anak usia 2 tahun ke atas dan dimainkan oleh 2 orang anak atau lebih. Pastikan jumlah anak genap, supaya bisa 1 lawan 1 atau jika berkelompok, masing-masing anak akan mendapat pasangan.
Nah, dalam permainan ini, kita akan mengajak si Kecil dan teman-temannya untuk memindahkan air menggunakan pipa yang memiliki lubang di beberapa titik. Jadi, si Kecil dan teman-temannya harus bekerja sama untuk menutupi lubang menggunakan tangan-tangan mungil mereka sampai ember kecil yang ada di seberang halaman terisi penuh.
Kelompok yang lebih dahulu berhasil memenuhi ember kecil dengan air akan menjadi pemenangnya. Untuk membuat properti permainan, kita perlu memotong pipa masing-masing sepanjang satu meter dan tutup bagian bawahnya menggunakan plastik yang diikat dengan karet atau selotip.
Jika bagian bawah pipa sudah tertutup rapat, lubangi bagian badan pipa di beberapa tempat. Jangan membuat terlalu banyak. Supaya si Kecil tidak terlalu frustasi ketika memainkannya. Baru ketika anak semakin mahir dalam memainkan The Holey Pipe, atau usia anak sudah cukup besar, kita dapat menambah lubang di badan pipa hingga melepas plastik penutup agar permainan semakin seru. Dengan melakukan permainan ini, sebenarnya sangat banyak kemampuan yang dikembangkan oleh si Kecil antara lain motorik halus, motorik kasar, sosio-emosional, dan team building.
2. Blind Retriever
Blind Retriever merupakan permainan outbound yang baik untuk melatih kemampuan anak berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim serta kepekaan terhadap ruang dan arah. Permainan ini dapat dilakukan oleh minimal 4 orang anak secara berpasangan. Untuk memulainya, kita perlu menyiapkan garis start dan finish, dua penutup mata, dan dua mainan yang tidak bertekstur lembut dan tidak memiliki ujung yang tajam seperti boneka atau bola.
Cara memainkannya mudah. Ajak anak untuk berdiri di depan garis start dan meletakkan mainan di garis finish. Kemudian salah satu anggota tim akan dipakaikan penutup mata dan satunya lagi bertugas untuk memberikan arahan kemana temannya harus bergerak menggunakan suara. Permainan ini akan dimenangkan oleh siapa saja yang berhasil lebih dahulu mengambil mainan yang berada di garis finish.
3. Bajak Laut Mencari Harta Karun
Ajak si Kecil dan 5 orang temannya untuk berpetualang berburu harta karun di “samudera” luas halaman belakang yang luas, yuk! Sebelum permainan ini di mulai, kita perlu menyembunyikan berbagai benda di halaman belakang untuk nantinya dicari oleh si Kecil dan teman-temannya.
Kemudian, siapkan speaker dan dua jenis musik yang berbeda. Satu musik bernada menegangkan untuk menandakan badai di laut dan satunya lagi musik bernada menyenangkan untuk menandakan waktu mencari harta karun. Jika semua properti permainan sudah siap, bagi tim ke dalam dua kelompok. Ajak si Kecil untuk mulai berlayar dengan membentuk lingkaran dengan bergandengan tangan.
Kemudian putar musik bernada menegangkan dan si kecil harus berjalan berputar sambil mempertahankan bentuk lingkaran. Ceritanya mereka terkena angin tornado, Begitu musik berganti dengan nada yang menyenangkan, si Kecil dapat berpencar untuk mencari benda-benda yang disembunyikan.
Ketika musik menegangkan kembali diputar, si Kecil harus kembali membentuk lingkaran dan berputar sambil mempertahankan lingkaran tersebut. Begitu terus hingga semua harta karun ditemukan. Kelompok yang menemukan lebih banyak harta karun akan menjadi pemenangnya. Permainan ini akan melatih kemampuan komunikasi verbal maupun nonverbal juga ketahanan fisik anak.
Nah, untuk membuat permainan ini semakin seru, Ibu dapat menyiapkan kostum bajak laut untuk si Kecil dan teman-temannya dengan memodifikasi pakaian yang sudah tidak terpakai.
4. Cari Temanmu!
Permainan ini akan sangat menyenangkan jika dimainkan beramai-ramai, namun dalam jumlah ganjil. Kita juga tidak perlu menyiapkan properti apapun untuk memainkannya. kita hanya perlu menjelaskan sambil memberi contoh kepada si Kecil dan teman-temannya bahwa setiap Ibu mengatakan, “Find a Friend!” berarti mereka harus berlari dan menemukan satu teman untuk berpasangan.
Ketika sudah menemukan pasangannya, mereka harus saling memegang telinga pasangannya dengan tangan menyilang. Tangan kanan di telinga kiri dan tangan kiri di telinga kanan. Setiap kali Ibu mengatakan, “Cari Temanmu!” anak-anak harus mencari pasangan yang baru. Nah, anak yang tidak mendapatkan pasangan akan dianggap kalah. Lakukan berulang-ulang hingga mendapatkan pemenangnya.
Permainan ini akan membantu perkembangan motorik anak, baik kasar maupun halus, juga membantu meningkatkan kemampuan sosial anak. Sebab selama bermain, ia harus berinteraksi baik secara verbal maupun nonverbal dengan hampir seluruh anak yang terlibat dalam permainan.
5. Human Alphabet
Mengenalkan huruf pada si Kecil sambil bermain tentu saja akan menjadi cara belajar yang sangat menyenangkan! Selain untuk mengenalkan huruf, permainan ini juga akan memberikan stimulasi motorik kasar anak.
6. Flying fox
Flying fox merupakan wahana permainan yang membutuhkan nyali dan keberanian, karena mereka yang bermain flying fox akan dibawa meluncur dari ketinggian. Jalur terbang flying fox dapat memberi anak-anak sensasi terbang yang menggembirakan sambil juga memberikan manfaat perkembangan dan mental anak.
7. Two line bridge
Two line bridge merupakan kegiatn outbound untuk melatih keberanian anak. Tali tambang yang kuat dibentangkan diantara pohon . minta anak untuk berjalan dari pohon satu kepohon lainnya sseperti aktivitas menyeberang jembatan dengan media tali tambang yang kuat. Tentunya dengan menggunakan alat pengaman untuk menghindari Risiko.
8. Refling
Yaitu Kegiatan meluncur dari ketinggian menggunaan seutas tali yang di pancangkan dari tingkat ketinngian yang dibutuhkan sampai turun ke tingkat dasar dengan bantuan tali tambang. Dan dipandu oleh instrukteur yang berpengalaman Jangan lupa anak harus menggunakan pengaman dan helm untuk keselamatannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pendidikan usia dini menjadi paling penting untuk menstimulasi berbagai aspek perkembangan. Memilih sekolah yang terafiliasi dengan ragam perkembangan anak adalah kewajiban orng tua sehingga dimasa emasnya , anak mampu menjunjukkan perkembangan yang signifikan baik kognitif, bahasa maupun perkembangan motorik anak usia dini. Bermain Outbound sebagai satu metode untuk mengembangkan kemampuan motoric halus maupun motoric kasar bisa didapatkan orang tua dengan mendaftarkan putra-putrinya di TK IT Qurrota A’yun. (*)
Discussion about this post