pranala.co – Kopda Muslimin, dalang penembakan istrinya sendiri, Rina Wulandari, ditemukan meninggal di rumah orang tuanya di Kelurahan Trompo, Gang Adem Ayem, Kecamatan Kendal, Kendal, Jawa Tengah. Dia diduga bunuh diri.
“Ya betul kabar itu (meninggal di rumah orang tua),” kata Dandim 0733 Semarang, Letkol Inf Honi Havana, Kamis (28/7/2022).
Honi mengatakan, Kodim 0773 dan polisi masih menyelidiki penyebab tewasnya Kopda Muslimin. Polisi Militer Kodam (Pomdam) IV Diponegoro sedang olah tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya Kopda Muslimin.
“Kita sedang olah TKP di lokasi tentunya penyebab meninggalnya dalam penyelidikan,” ujarnya.
Berdasarkan informasi, Kopda Muslimin datang ke rumah orang tuanya dengan mengendarai motor Mio J bernomor polisi AA 2703 NC pukul 05.30 WIB. Sesampainya di rumah, Kopda Muslimin mengetuk pintu dan dibuka oleh orangtuanya.
Kopda Muslimin masuk ke kamar belakang menemui kedua orangnya, serta sempat memohon maaf dalam keadaan muntah-muntah dan kemudian Kopda Muslimin berbaring di tempat tidur.
Sang ayah sempat menyarankan Muslimin untuk menyerahkan diri ke polisi. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab terhadap perkara hukum yang membelitnya.
Pada pukul 07.00 WIB, Kopda Muslimin ditemukan meninggal dunia oleh orangtuanya di tempat tidur. Mengetahui kejadian tersebut, adik Kopda Muslimin melaporkannya kepada Kodim 0715/Kendal.
Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Inf Bambang Hermanto, membenarkan bahwa Kopda Muslimin ditemukan meninggal dunia.
Terkait penyebab meninggalnya, pihaknya masih dalam proses pendalaman dan akan diadakan penyelidikan.
“Secepatnya akan dilaksanakan proses autopsi kepada jenazah Kopda M untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya,” ujarnya.
Kopda Muslimin berstatus buronan polisi. Ia disebut sebagai otak di balik aksi penembakan terhadap istrinya, Rina yang terjadi di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Dalam peristiwa tersebut, polisi telah meringkus lima tersangka. Empat di antaranya merupakan eksekutor. Dan satu orang lagi berperan sebagai penyedia senjata api.
Beberapa saat setelah peristiwa penembakan terjadi, korban dibawa ke rumah sakit. Kopda Muslimin sempat memerintahkan orang yang merawat burung di rumahnya untuk mengambil uang ke ibu mertuanya, untuk biaya perawatan rumah sakit dengan total Rp120 juta. Namun uang tersebut dipakai membayar jasa pembunuh bayaran.
“Jadi saksi ditelepon Mus, untuk ambil uang ke ibu mertua Rp120 juta,” kata Irwan Anwar di Polrestabes Semarang kemarin. **
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post