PRANALA.CO, Jakarta – Kalimantan Timur menjadi salah satu dari tiga provinsi memenuhi standar dunia terkait pemeriksaan Covid-19. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat mampu selain Kaltim, DKI Jakarta dan Papua mencapai target angka testing Covid-19 selama lima pekan berturut-turut.
Sesuai standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka tes ideal di setiap wilayah adalah 1 tes per 1.000 populasi untuk setiap pekan. Misalnya untuk wilayah Indonesia secara keseluruhan dengan jumlah populasi 267 juta jiwa, maka angka tes ideal yang harus dipenuhi adalah 267.000 pemeriksaan dalam sepekan. Perhitungan yang sama berlaku untuk masing-masing provinsi, disesuaikan dengan jumlah penduduk.
Namun, selain tiga provinsi yang mampu konsisten memenuhi standar WHO selama lima pekan berurutan, dilaporkan juga ada 16 provinsi yang mampu memenuhi standar jumlah pemeriksaan rata-rata dalam satu bulan terakhir. Selain DKI Jakarta, Papua, dan Kaltim, 13 provinsi lainnya adalah Riau, Papua Barat, Sumatra Barat, Sulawesi Utara, DI Yogyakarta, Bali, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Banten, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.
“Saya mengapresiasi upaya keras yang sudah dilakukan 16 provinsi ini sehingga jumlah testing di tingkat nasional semakin dekati target WHO. Namun saya tetap ingatkan jangan lengah dan terus pertahankan capaian ini. Semoga ke depan semakin banyak provinsi, bahkan 34 provinsi mampu capai standar dunia,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Kamis (3/12).
Secara nasional, kapasitas pemeriksaan Covid-19 telah mencapai 90,64 persen per akhir November 2020. Artinya, dari target testing sebanyak 267 ribu orang setiap pekan, kapasitas testing saat ini baru sekitar 242 ribu orang.
Wiku menambahkan, peningkatan kapasitas pemeriksaan nasional akan sangat terbantu apabila masing-masing daerah juga berlomba-lomba menaikkan kapasitas testing mereka. Karenanya, Wiku mendorong setiap daerah mengoptimalkan 3T, yakni tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan), dan treatment (pemeriksaan) apabila diperlukan.
“Hal yang dapat dilakukan adalah optimalisasi tracing. Jika salah satu kasus positif sudah terdeteksi, maka segeralah mendata kontak erat kasus tersebut dan lakukan testing lanjutan karena tracing yang berjalan dengan baik dapat berkontribusi terhadap peningkatan jumlah testing,” kata Wiku.
Wiku menyampaikan, studi ilmiah telah membuktikan bahwa testing dan tracing yang efektif mampu mengendalikan situasi pandemi Covid-19 dalam kurun waktu 3 bulan.
“Temuan ilmiah lainnya, pengoptimalan cakupan testing dan tracing dan meminimalkan penundaan tracing dapat mencegah hampir 80 persen transmisi,” katanya. [ss]
Discussion about this post