BONTANG – Mungkin tak banyak yang mengetahui jika lokasi Masjid Agung Al-Hijrah dulunya merupakan lapangan Sepak Bola. Tak ubahnya rerumputan pada lapangan, warna hijau mendominasi bagian luar masjid hingga kubah pun masih dipertahankan dengan keindahan ornamen khasnya.
Ya, hijau menguasai penampilan masjid terletak di Jalan Sudirman, Kelurahan Tanjung Laut, Kota Bontang ini. Mulai dari sisi luar sampai ruangan masjid. Sisi pojok bangunan juga ada ornamen hijau. Hanya di samping dinding sejajar mihrab di ruangan penting, ada gabungan warna coklat dan emas yang menambah kesan megah.
Berkapasitas 400 jemaah. Bangunan megah tiga lantai itupun menjadi salah satu masjid terbaik dimiliki Kota Bontang, Kalimantan Timur. Label tingkatan masjid ‘Agung’ pun begitu layak tersemat.
Masjid ini berupa bujur sangkar dengan empat kubah masjid kecil di tiap pojok masjid. Serta satu kubah masjid di atap sisi tengah. Ke arah teras masjid para jemaah akan melalui tangga yang menghantarkan pada empat lengkung pintu masuk.
Terlebih lokasinya berada dekat salah satu persimpangan jalan padat lalu lintas. Memudahkan warga di sekitar menjadikan tempat tujuan ibadah mereka. Ataupun masyarakat lain yang ingin berkunjung kesana.
“Ini lagi bangun kantin dan toko pakaian muslim. Didekatnya lagi sebenarnya bisa untuk ATM, dua ATM bisa masuk disitu karena didaerah sini nggak ada. Syukur-syukur kalau dikasi yang bisa setor tunai,” kata Zainudin, Bendahara Masjid Agung Al-hijrah saat ditemui, Selasa 13 April 2021 sore.
Setiap momen Ramadan, di Masjid Al-Hijrah terdapat dua jadwal ceramah yang siap menemani jemaah. Di saat waktu Salat Tarawih dan Salat Subuh. Setiap hari, sebelum Salat Tarawih ada ceramah agama berdurasi sekira 15 menit.
Para penceramah terjadwal dari Badan Kordinasi Dakwah Indonesia Bontang (BKDIB). Adapun ditiap minggunya terdapat jadwal ceramah dari penceramah luar atau mubalig tamu. Tetapi belum dipastikan siapa bakal mengisinya.
“Untuk infak tiap Jumat, di sini cuma sekira Rp 6 hingga Rp7 Juta. Masjidnya besar tapi masih jauh sama masjid kecil yang bisa capai puluhan juta. Untuk operasional, karyawan dan pengeluaran lain masih butuh donatur, biasanya dari Pemkot,” tuturnya. ***
Discussion about this post