BONTANG – Selain sebagai tuntunan agama, menahan lapar dan dahaga saat berpuasa juga erat kaitannya dibidang kesehatan. Saat berpuasa, pada dasarnya tubuh tetap memerlukan sumber energi terbaik dari bahan pangan yang dikonsumsi ketika sahur dan berbuka.
Kondisi itu mengharuskan kita pandai dalam memilih menu makanan paling tepat. Sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan asupan nilai gizi bagi tubuh. Sebagai modal utama mempertahankan stamina dalam aktifitas keseharian.
Sementara anjuran berbagai menu makanan yang paling tepat, begitu banyak informasi terkait. Sampai terkadang bingung untuk menetapkan bahan rujukannya. Pilihan terbaik tentu berpedoman pada sosok figur sesuai profesi keahliannya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bontang, Kalimantan Timur, dr Suhardi berujar menjalankan ibadah puasa memang bertujuan diantaranya mengharapkan pribadi yang bertakwa. Namun, ada beberapa nasihat atau tips yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Tips pertama ketika berpuasa ialah menyegerakan saat tiba waktu berbuka puasa. Setelah menahan lapar dan dahaga selama kurang lebih 14 jam, tubuh tidak memiliki asupan makanan dan minuman. Hal itu bisa menyebabkan tubuh kekurangan sumber energi.
Makanan dengan kandungan karbohidrat menjadi jenis makanan yang cepat diproses menjadi energi. Adapun anjuran jenis makanan dengan karbohidrat yang sederhana adalah kurma.
“Tiga buah kurma sudah cukup memberi sumber energi bagi tubuh,” jelasnya, Senin (3/5).
Sementara makanan lain yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia seperti kolak, juga diperbolehkan. Tetapi tidak berlebihan. Sebab mengonsumsi makanan berkadar manis secara berlebihan justru akan membuat tubuh mudah merasa haus. Karena karbohidrat atau gkukosa tersebut dapat menyerap cairan tubuh.
Setelah menunaikan Salat Magrib, kemudian dianjurkan untuk mengonsumsi makanan berat. Makan dan minum secukupnya. dr Suhardi mengingatkan agar tetap meminum air putih minimal 4 sampai 6 gelas. Dengan tujuan, agar tidak mudah mengantuk sewaktu menjalankan ibadah Salat Tarawih. Kemudian berlanjut untuk saran pelaksanaan sahur.
“Jangan lupa untuk mengakhirkan waktu sahur,” tuturnya.
Waktu puasa selama kurang lebih 14 jam harus dipastikan tubuh memiliki kecukupan energi. Dengan makan sahur di akhir waktu, maka asupan dari sumber energi akan cukup menghadapai puasa sampai waktu magrib atau berbuka puasa tiba. Selain itu, aktifitas juga tidak mudah lemas nantinya.
Makanan yang dianjurkan adalah yang mengandung protein tinggi. Dikarenakan kandungan protein menghasilkan energi yang lebih banyak ketimbang gizi lainnya. Kemudian juga dapat bertahan lama dalam proses metabolismenya.
“Jangan lupa minum air putih 2 sampai 4 gelas,” tambahnya.
Adapun nasihat lain dari dr. Suhardi ialah tetap berolahraga. Memanfaatkan waktu luang sekira 2 jam sebelum waktu berbuka puasa. Olahraga ringan itu dapat dilakukan dengan waktu minimal 30 menit.
Tak lupa juga untuk menjaga tidur yang berkualitas. Tidak harus banyak tidur, karena dengan waktu tidur berlebih justru tubuh akan mudah lemah dan lemas. Kriteria tidur yang berkualitas biasanya ditandai sewaktu bangun tidur, tubuh menjadi segar bugar.
“Mulailah tidur dengan berdoa, tidak banyak pikiran dan jangan makan terlalu kenyang,” pesannya.
Ia pun berharap agar momen Ramadan kali ini semakin berkualitas dibanding sebelumnya. Meskipun di tengah pandemi Covid-19. Sementara untuk informasi lebih jauh lagi, anda bisa berkonsultasi ke dokter, klinik atau fasilitas layanan kesehatan terdekat. **
Discussion about this post