BADAK LNG sedang berupaya menghidupkan kembali dua hingga tiga kilang dari fasilitas Kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur untuk mengantisipasi pasokan gas baru yang diperkirakan mulai masuk pada 2027-2028.
Pasokan gas baru itu sebagian besar didorong sentimen positif keberhasilan penemuan gas dari sumur eksplorasi Geng North-1, Blok North Ganal, garapan raksasa migas Italia, Eni, Senin (2/10/2023).
“Dengan adanya temuan gas baru itu maka Badak menyiapkan reaktivasi kembali dua sampai tiga kilang yang saat ini diistirahatkan,” kata Deputy Direcbtor Marketing & Business Development Badak LNG Mohamad Farouk Riza saat webinar DETalk, Selasa (31/10/2023).
Dari delapan kilang yang dimiliki Badak, hanya tiga kilang yang masih beroperasi saat ini lantaran pasokan gas dari hulu belakangan susut. Kendati demikian, temuan berhasil Eni di lepas pantai Kalimantan Timur itu diproyeksikan bakal memperpanjang operasional kilang Bontang sampai 20 tahun ke depan.
Farouk mengatakan, menghidupkan kembali kilang LNG yang telah lama diistirahatkan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Dia menuturkan, saat ini perseroan tengah melakukan penilaian dan peremajaan peralatan kilang untuk memastikan fasilitas pengolahan itu bisa beroperasi sampai 20 tahun mendatang.
“Dengan adanya tambahan gas lagi, kami harus memastikan kilang-kilang yang ada di Bontang ini harus andal untuk bisa handle 20 tahun ke depan,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya mempercepat proses produksi temuan gas dan kondensat dari sumur eksplorasi Geng North-1 itu dalam kurun 2 tahun ke depan.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, sumur eksplorasi itu mengandung kondensat yang terbilang besar untuk menopang produksi minyak nasional mendatang.
“Itu potensinya besar kalau bisa diproduksi, kita upayakan cepat selesai karena mengandung kondensat juga ada tambahan ke produksi minyak,” kata Tutuka saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Adapun, Eni melaporkan temuan potensi sumber daya 5 triliun kaki kubik (Tcf) gas dengan kandungan kondesat sekitar 400.000 barel minyak (Mbbls). Temuan itu dibor dengan kedalaman 5.025 meter pada kedalaman air 1.947 meter, melewati kolom gas setebal sekitar 50 meter di reservoir batu pasir miocene dengan sifat petrofisika yang baik.
Uji produksi sumur telah berhasil dilakukan untuk penilaian menyeluruh atas penemuan gas, meskipun dibatasi oleh fasilitas pengujian, studi ini memungkinkan untuk memperkirakan kapasitas sumur hingga 80-100 MMscfd dan sekitar 5-6 kbbld kondensat.
Tutuka mengatakan, kementeriannya bakal memfasilitasi percepatan persetujuan rencana pengembangan lapangan atau plan of development (PoD) dari blok tersebut. Harapannya, rentang waktu persiapan eksploitasi dapat dipangkas.
“Kita akan fasilitasi agar ini cepat terjadi, kita targetkan 2 tahun ke depan sudah bisa first gas,” kata Tutuka. (*)
Discussion about this post