SAMARINDA – Seorang bocah berusia enam tahun, Marwah, ditemukan tewas setelah terseret arus banjir. Insiden ini terjadi, Kamis, 29 Agustus 2024 petang, saat hujan deras melanda kawasan tersebut.
Koordinator Pos SAR Samarinda, Riqi Effendi, menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan tentang kejadian ini pada sore hari.
“Kami segera berkoordinasi dengan keluarga korban dan melakukan pencarian hingga akhirnya menemukan korban pada malam hari sekitar pukul 22.45 WITA,” ungkapnya, Jumat, 31 Agustus 2024.
Marwah, yang tinggal di Jalan DI Panjaitan, RT 15, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang, dilaporkan bermain di tengah banjir bersama kakaknya di depan rumah pada Kamis sore. Keluarga korban bahkan sempat merekam momen saat dua bersaudara ini bermain air di depan rumah mereka.
Video berdurasi 12 detik tersebut menunjukkan dua kakak beradik bermain di halaman rumah yang dikelilingi pagar kayu. Tidak diketahui kapan mereka keluar dari pagar rumah dan mendekati drainase yang akhirnya menjadi tempat petaka.
Saat bermain, Marwah terpeleset akibat derasnya aliran air dan terseret arus ke dalam gorong-gorong di depan rumahnya. Tim SAR gabungan segera melakukan pencarian di dalam gorong-gorong yang masih dipenuhi air sejak sore hari.
Setelah pencarian intensif yang berlangsung selama beberapa jam, tim SAR akhirnya menemukan Marwah sekitar 300 meter dari lokasi kejadian dalam keadaan sudah meninggal dunia.
“Korban ditemukan pada pukul 22.45 WITA dan segera dibawa ke rumah duka,” kata Riqi Effendi.
Pada pukul 23.00 WITA, tim SAR gabungan mengadakan pertemuan singkat dan memutuskan untuk menutup operasi pencarian setelah korban berhasil ditemukan. Seluruh unsur SAR kemudian kembali ke satuan masing-masing.
Operasi pencarian ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Pos SAR Samarinda, Polsek Sungai Pinang, Samapta Polresta Samarinda, Koramil Sungai Pinang, BPBD Provinsi Kaltim, BPBD Samarinda, Disdamkarmat Samarinda, Satpol PP Samarinda, Kelurahan Gunung Lingai, PMI Samarinda, Tagana Samarinda, serta para relawan dari Kota Samarinda.
Berbagai peralatan canggih juga digunakan dalam operasi ini, seperti rescue car, rescue truck, perahu karet, perahu motor tempel, drone thermal, perlengkapan selam, alat komunikasi, dan peralatan medis.
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu waspada saat menghadapi banjir, terutama bagi anak-anak. “Kami mengimbau agar para orang tua selalu mengawasi anak-anaknya, terutama saat kondisi cuaca buruk,” kata Riqi Effendi. (*)
*) Ikuti berita terbaru PRANALA.co di Google News ketuk link ini dan jangan lupa difollow
Discussion about this post