pranala.co – Jumlah warga Kalimantan Timur yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 236.250 jiwa atau 6,3 dari total penduduk. Umumnya, warga miskin tersebut berdomisili di perkotaan.
Gubernur Kaltim, Isran Noor tidak menampik jika kemiskinan masih menjadi masalah di Benua Etam. Dia mengakui jika angka kemiskinan di Kaltim masih sekira 6,3 persen.
“Angka kemiskinan di Kaltim masih cukup tinggi, sekitar 6,3 persen. Tapi ini jauh lebih baik dari rata-rata secara nasional yang masih di atas 10 persen,” jelasnyadikutip dari laman Pemprov Kaltim, Jumat (13/1/2023).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 236.250 orang atau meningkat 3.12 ribu dibading September 2021. Penduduk miskin ini umumnya berdomisili di perkotaan dengan jumlah 123.59 ribu orang pada Maret 2022. Sementara jumlah penduduk miskin di pedesaan sebanyak 112.66 ribu orang pada Maret 2022.
Mantan bupati Kutai Timur itu menjelaskan, untuk menekan angka kemiskinan, Pemprov telah menerbitan peraturan gubernur (pergub) tentang pembangunan rumah layak huni.
Alasannya, kondisi rumah yang tidak layak membuat nilai kehidupan masyarakat menjadi rendah. Apalagi, rumah menjadi komponen penilaian kemiskinan. Untuk itu, dia mengimbau perusahaan di Kaltim mengalokasikan dana CSR untuk pembangunan rumah layak huni.
“Kondisi rumah ini sangat mempengaruhi kemiskinan. Mereka bahkan mengabaikan untuk mengonsumsi makanan sehat sehingga tumbuh kembang anak tidak maksimal,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post