pranala.co, BALIKPAPAN – Sebanyak 11 titik panas terdeteksi di tiga wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Terpantau, Sabtu (11/6/2022) mulai pukul 01.00 wita hingga pukul 17.00 Wita.
Hot spot itu terpantau oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi di Kota Balikpapan.
Sebaran titik panas tersebut langsung diinformasikan ke pihak terkait di masing-masing kabupaten. Terutama kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik Kaltim maupun kabupaten, guna memperoleh penanganan lebih lanjut.
Sebaran 11 titik panas itu berada di tiga kabupaten. Rinciannya, 7 berada di Kabupaten Kutai Timur, masing-masing 2 berada di Kutai Kartanegara dan Kabupaten Berau.
Titik panas yang terdeteksi di Kutai Kartanegara tersebar pada dua kecamatan, yakni satu di Kecamatan Kembang Muara Badak dan satu lagi di Kecamatan Loa Kulu yang keduanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
“Titik panas yang terdeteksi di Berau terpantau di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kelay dan Kecamatan Gunung Tabur, keduanya pun memiliki tingkat kepercayaan menengah,” beber Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Ilham Rosihan Fachturoni seperti diberitakan Antara.
Sementara tujuh titik panas yang terdeteksi di Kutai Timur tersebar pada enam kecamatan. Satu di Kecamatan Bengalon, satu di Kecamatan Busang, satu di Kecamatan Kaubun.
Lalu, satu hot spot di Kecamatan Sangatta Utara, satu di Kecamatan Muara Wahau, dan dua di Kecamatan Telen. Semua hot spot di Kabupaten Kutai Timur ini juga memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Titik Panas versi Geologi
Di geologi, tempat-tempat yang biasa disebut titik panas atau hotspot adalah area vulkanik yang dihasilkan dari mantel yang secara anomali lebih panas dibanding mantel di sekitarnya. Hotspot bisa berada dekat maupun jauh dari batas-batas tektonik lempeng.
Saat ini, ada dua hipotesis yang menjelaskan asalnya. Pertama, adalah akibat plume-plume dari mantel yang naik sebagai diapir termal dari batas antara inti bumi dan mantel bumi.
Alternatif lain adalah bahwa bukanlah temperatur yang tinggi yang menyebabkan vulkanisme ini, tetapi ekstensi litosfer yang menyebabkan peningkatan pasif intrusi dari kedalaman dangkal.
Hipotesis ini mempertimbangkan istilah “hotspot” sebagai istilah yang tidak tepat, menegaskan bahwa sumber mantel di bawah mereka adalah, faktanya, sama sekali tidak anomali panasnya. Contoh hotspot terkenal adalah Hawaii dan Yellowstone. [RE]
Discussion about this post