SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda merespons serius aksi protes yang dilakukan oleh orang tua siswa terkait praktik jual beli buku sekolah dengan harga yang tidak wajar. Untuk mengantisipasi praktik komersialisasi di lingkungan pendidikan, Pemkot Samarinda membentuk tim investigasi khusus.
“Tim investigasi ini bertugas menyelidiki kebenaran informasi yang diadukan oleh para orang tua murid mengenai praktik jual beli buku dengan harga yang tak wajar,” ujar Asisten I Pemkot Samarinda Ridwan Tassa di Samarinda, Kamis (1/8/2024).
Polemik terkait dugaan praktik jual beli buku di beberapa sekolah di Samarinda semakin memanas. Aksi protes yang dilakukan oleh puluhan orang tua murid beberapa hari terakhir ini akhirnya mendapatkan perhatian serius dari Pemkot Samarinda.
“Tim investigasi pendidikan akan langsung turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan di seluruh sekolah,” tegas Ridwan.
Lebih lanjut, Ridwan menjelaskan bahwa informasi yang disampaikan oleh para orang tua murid akan menjadi acuan utama bagi tim investigasi.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan bebas dari praktik-praktik yang merugikan masyarakat,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas sekolah-sekolah yang terbukti melakukan praktik jual beli buku.
“Kami akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku jika itu memang terbukti,” tandasnya.
Koordinator aksi demonstrasi, Nina, yang mewakili orang tua siswa, mengungkapkan kekecewaannya terhadap praktik jual beli buku yang terjadi di beberapa sekolah. Menurutnya, banyak siswa yang menjadi korban dari praktik tersebut.
“Anak-anak kami diintimidasi dan dikucilkan hanya karena tidak membeli buku,” keluh Nina.
Nina juga menyoroti mahalnya harga buku yang harus dibeli oleh orang tua murid setiap tahunnya. Menurutnya, harga buku terus naik setiap tahun, sedangkan kualitasnya tidak selalu meningkat.
Melalui aksi protes ini, para orang tua murid menuntut agar Pemkot Samarinda segera mengambil tindakan tegas terhadap sekolah-sekolah yang melakukan praktik jual beli buku. Selain itu, mereka juga meminta agar harga buku dapat ditekan sehingga tidak memberatkan masyarakat.
Setelah melakukan aksi unjuk rasa, perwakilan orang tua murid akhirnya diundang untuk melakukan audiensi dengan pihak Pemkot Samarinda. Dalam audiensi tersebut, kedua belah pihak membahas solusi untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi.
Pemkot Samarinda berjanji akan terus memantau perkembangan situasi ini dan memastikan bahwa lingkungan pendidikan di Samarinda bebas dari praktik-praktik komersialisasi yang merugikan.
“Kami berjanji akan menindaklanjuti setiap laporan dengan serius dan memastikan tidak ada lagi siswa yang menjadi korban dari praktik jual beli buku yang tidak wajar,” tutup Ridwan. (*)
*) Ikuti berita terbaru PRANALA.co di Google News ketuk link ini dan jangan lupa difollow
Discussion about this post