PRANALA.CO – Kurang lebih 5 tahun silam, warga RT 40 Api-Api diresahkan dengan turap sungai yang mengalami pergeseran. Banjir kian menghantui kala musim penghujan tiba.
Dalam kunjungan lokasi Komisi III DPRD Bontang, Selasa (23/3/2021), nampak aliran air sungai terhambat. Turap sepanjang 50 meter menutup sebagian badan sungai.
Atas kondisi ini, anggota Komisi III Abdul Samad meminta pemerintah segera beraksi. Pasalnya, pergeseran turap tersebut sudah terjadi sejak lama. Yakni tiga tahun usai proyek dikerjakan 2014 silam.
“Perlu kita pahami memang saat ini kondisi keuangan banyak yang dialihkan ke penanganan Covid-19. Tapi ini perlu menajdi catatan, harus diprioritaskan,” katanya.
Ia menegaskan, pekerjaan proyek sebelumnya dilakukan dengan tidak maksimal. Sebab, pekerja tidak mengantisipasi akan pergeseran turap sungai yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Saya sarankan justru penggaliannya lebih lebar dan jangan kecil. Sehingga bisa atasi banjir. Kalau begini warga tentu khawatir. Kami minta dinas terkait agar segera menerjunkan konsultan,” ucapnya.
Ia menambahkan, sebelum semakin parah harus ada penanganan dari pemerintah. “Kalau sudah parah, akan tambah banyak biaya lagi yang digunakan,” jelasnya.
Perhatian pemerintah atas sungai itu memang dianggap minim. Seperti yang disampaikan tokoh masyarakat di wilayah itu, Iriansyah. Kata dia, aduan demi aduan telah disampaikan akan tetapi tak kunjung ada respon.
“Kami selalu menyampaikan hal ini kepada pemerintah. Salah satunya melalui anggota dewan. Tapi nyatanya tidak aksi yang dilakukan. Kami sangat khawatir atas banjir. Jangankan musimnya, satu jam hujan saja depan rumah warga sudah tergenang air,” tuturnya.
[AR|ADS]
Discussion about this post