PRANALA.CO – Jajaran Komisi III DPRD Bontang menyoroti banyaknya insiden perahu nelayan yang rusak akibat menabrak jaringan pipa air bersih milik Pemkot Bontang.
Pipa tersebut membentang dari kawasan perairan Bontang Kuala hingga Kampung Malahing. Seharusnya pipa itu tertanam di dasar laut dengan bantuan pemberat, namun beberapa di antaranya kondisinya saat ini muncul di permukaan laut.
Ardiansyah, salah satu perwakilan nelayan menyampaikan, insiden rusaknya perahu akibat tertabrak pipa air sudah kerap terjadi. Dari kejadian itu, kata dia, ada nelayan yang melapor, namun juga ada yang memiih diam.
Lebih lanjut Ia membeberkan, tahun lalu memang ada kegiatan penanaman pipa dari Pemkot Bontang, yang melibatkan mereka sebagai nelayan lokal. Namun karena anggaran terbatas, penanaman hanya bisa dilakukan sejauh kurang lebih 500 meter.
Sementara jarak keseluruhan mencapai sekitar tiga kilometer lebih. Ardiansyah menduga, nelayan yang menabrak pipa tersebut lantaran tidak tahu jika di jalur tersebut terdapat pipa yang belum ditanam.
“Harapan kami semua pipa bisa ditanam agar tidak tertabrak lagi oleh nelayan,” pintanya.
Kondisi ini turut mendapat sorotan dari anggota Komisi III. Salah satunya Abdul Samad. Menurutnya, kejadian ini membahayakan para nelayan dan harus segera diperbaiki.
Politisi Hanura itu juga meminta Pemkot Bontang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (DPUPRK), agar mengganti rugi atas kejadian yang menimpa para nelayan tersebut. Sebab, perahu nelayan yang rusak tersebut dalam kesehariannya dipakai untuk mencari nafkah.
“Kami minta dinas terkait agar memasang rambu-rambu di sepanjang jalur pipa tersebut,” sebutnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kabid Sanitasi Air Minum dan Sumber Daya Air DPUPRK, Edi Suprapto mengatakan, perihal skema ganti rugi kepada nelayan yang menjadi korban, DPUPRK tidak menutup diri dan akan membuka ruang diskusi kepada para nelayan.
Namun yang pasti, kata dia, terkait pemasangan rambu-rambu di sekitaran jalur pipa, hal itu sudah dilakukan. Termasuk pengerjaan proyek pemasangan pipa saat itu, juga sudah dilakukan sesuai spesifikasi dan perencanaan.
Ditambahkan Prasetyo sebagai Staf Teknis Bidang Pengairan DPUPRK, saat ini pipa yang belum ditanam dengan pemberat di dasar laut berjarak sekitar dua kilometer lagi. Untuk itu, pihaknya bakal mencoba menganggarkan kembali pemasangan tersebut di tahun ini melalui APBD Perubahan.
“Fokusnya yang di sekitaran perairan Bontang Kuala saja. Sebab perairan yang di dekat Malahing itu sudah cukup dalam jadi tidak sampai ditenggelamkan ke dasar laut. Untuk nilai anggarannya kami belum bisa memastikan,” pungkas Prasetyo. (*)
Discussion about this post