DINAS Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kalimantan Timur alias DPMPTSP Kaltim kembali mem-branding peluang investasi yang menjanjikan.
Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto mengajak masyarakat menengok industri manufaktur pengalengan ikan yang berkembang di Kaltim melalui postingan akun Instagram resmi milik DPMPTSP Kaltim.
“Potensi pasar industri manufaktur pengalengan ikan sangat menjanjikan. Kaltim memiliki potensi perikanan yang cukup besar, baik ikan pelagis maupun ikan demersal,” ujarnya.
Mengulik hasil analisis citra satelit Aqua Modis selama 2007 hingga 2018, potensi ikan pelagis dengan tingkat intensitas tinggi terdapat di bagian Tenggara Panajam Paser Utara (PPU), Utara Pulau Bala-Balangan, Tenggara Delta Mahakam, Timur Bontang, sampai ke arah Selat Makassar, Timur laut Tanjung Mangkalihat, dan Timur Delat Berau.
“Daerah ini memiliki kedalaman lebih dari 50 mil yang merupakan jalur migrasi ikan pelagis besar terutama tongkol, tuna, dan tenggiri,” jelasnya.
Produksi perikanan tangkap laut di Kaltim dari 2018 hingga 2021 terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 saja, produksi perikanan tangkap laut secara keseluruhan di Kaltim sebanyak 130.345 ton.
Di tahun sama, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi penghasil perikanan tangkap terbanyak dengan 46.362 ton.
“Terdiri dari 436 ton ikan tongkol, 18.327 ton udang sebanyak, dan 27.599 ton jenis ikan lainnya. Bontang jadi kota kedua penghasil produksi perikanan tangkap laut terbanyak,” urainya.
Diketahui Bontang menangkap 22.072 ton, dengan produksi tangkap laut yang terus meningkat dan ada di beberapa kota atau kabupaten.
“Maka bahan baku utama untuk terbangunnya industri pengalengan ikan akan sangat berpotensi. Selain itu, Kaltim juga belum memiliki industri pengolahan ikan, khususnya pengalengan ikan,” bebernya.
Maka dengan begitu Kaltim dapat menjadi peluang yang sangat besar untuk dibangunnya industri manufaktur pengalengan ikan. (ADS/DPMPTSP KALTIM)
Discussion about this post