pranala.co – Bencana kebakaran di Kelurahan Baru Ilir Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) berbuntut panjang. Musibah yang menghanguskan 80 rumah warga di tiga RT, yakni 44, 45, dan 47 di pemukiman warga penduduk ini. Polresta Balikpapan sudah menelusuri penyebab kebakaran dengan memeriksa saksi-saksi yang dianggap tahu peristiwa sebenarnya.
“Usai kebakaran malamnya ada 9 saksi yang kami periksa, dan itu merupakan warga sekitar lokasi,” kata Kapolresta Balikpapan Komisaris Besar Polisi V Thirdy Hadmiarso, Kamis (17/12).
Polisi mulai melakukan pemeriksaan saksi-saksi mengetahui peristiwa kebakaran. Mereka merupakan warga sekitar berdomisili di lokasi kebakaran. Sebab, dari informasi yang beredar api muncul dari salah satu rumah di RT 47 yang sedang kosong ditinggal penghuninya.
Selain memeriksa saksi-saksi, Polresta Balikpapan pun meminta tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri cabang Surabaya untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim ini nantinya yang akan memastikan sumber api menjadi penyebab kebakaran pemukiman warga.
“Hari ini bersurat ke tim Labfor cabang Surabaya, jika tidak ada halangan besok atau Sabtu mereka menuju lokasi kebakaran,” tegasnya.
Ketua RT 47 Baru Ilir Tumini yang turut menjadi korban kebakaran pun ikut tinggal di lokasi pengungsian sementara. Lokasi berada di sekitar masjid dekat lokasi kebakaran.
“Posko itu ada yang di bawah (Wisma Patra) ada juga yang di sini, dan yang di sini rata-rata warga kami khususnya RT 47,” ujarnya.
Sementara itu, terkait kebutuhan sendiri Tumini mengaku masih kurang, terutama untuk pasokan air bersih. Saat ini dia mengaku hanya memanfaatkan air yang ada di masjid sekitar pengungsian.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa warganya juga butuh dapur umum, “Kebutuhan semua ada, termasuk makanan berlebih, tapi kalo buat dapur umum kurang, itu kami perlu terutama untuk rebus air. Itu belum ada,” ungkapnya.
Dari 260 jiwa warga RT 47, beberapa di antaranya masih berusia bayi di bawah lima tahun (balita). Tentunya beragam kebutuhan perlengkapan seperti popok dan susu bayi yang hingga kini masih kurang. Mereka pun berharap dapat segera tersalurkan ke posko mereka.
Sedangkan Warga RT 45 mengeluhkan tersendatnya distribusi bantuan masyarakat kepada para korban tertimpa bencana. Kebutuhan pokok masih banyak yang ia belum dapatkan.
“Bantuan ini kebanyakan di luar mas, jarang sampai ke dalam,” keluh salah satu warga.
Diketahui, lokasi pengungsian untuk RT 45 memang terpisah masuk ke dalam gang hingga tak terlihat dari luar. Warga meminta agar distribusi bantuan juga bisa menjangkau masyarakat di RT ini.
Dalam pantauan di lapangan, Pemkot Balikpapan, Kaltim sudah membangun 3 posko bencana guna menampung sebanyak 172 kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Totalnya diperkirakan sebanyak 510 jiwa dari usia balita, dewasa, lanjut usia, hingga disabilitas.
Musibah kebakaran yang terjadi di kawasan Dahor 2 dan Gunung Polisi Kelurahan Baru Ilir Balikpapan Barat terjadi Rabu 15 Desember 2021 lalu. Peristiwa yang menghanguskan sekitar 80 bangunan rumah dari 3 RT yakni RT 44, 45, dan 47. Selain itu 4 rumah mengalami rusak berat dan 13 rumah rusak ringan.
Akibat kebakaran tersebut ratusan jiwa harus kehilangan tempat tinggal, saat ini sebagian korban mengungsi di tenda pengungsian yang didirikan oleh pemerintah kota, sebagian lainnya mengungsi ke rumah keluarganya. Posko penanganan korban bencana kebakaran pun telah didirikan untuk menyalurkan bantuan bahan pokok dan pangan. [das]
Discussion about this post