pranala.co – Kondisi lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di Jalan Cipto Mangunkusumo Kelurahan Gunung Elai dan Jl. Pupuk Raya Kelurahan Lok Tuan, Kecamatan Bontang Utara di beberapa titik padam.
Hal tersebut menyita perhatian anggota DPRD Bontang, Abdul Haris. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyayangkan Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang karena kurang fokus melakukan pemeliharaan lampu PJU.
“Saya sempat ke Lok Tuan balik tengah malam itu ternyata lampu-lampu jalan banyak yang mati,” ungkapnya.
Menurutnya, ketika dilakukan pembiaran lampu PJU mati. Maka menimbulkan kesempatan bagi pelaku yang ingin melakukan tindak kejahatan. “Kalau malam di situ kan sepi, apalagi penerangan minim kasian warga yang melintas,” timpalnya.
Untuk itu, ia meminta Dishub untuk segera melakukan pemeliharan lampu PJU. Juga tidak hanya berfokus melakukan pengadaan barang. Namun lalai dari pemeliharaan.
“Kita ini terkadang semangatnya pengadaan-pengadaan tapi pemeliharaannya kurang,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dishub Bontang, Kamilan mengatakan sangat berterima kasih lantaran sudah mengingatkan terkait matinya lampu PJU. Untuk itu, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan kerusakan matinya lampu PJU di Jalan Cipto Mangunkusumo hingga Jalan Pupuk Raya.
“Kami bakal cek penyebab mati lampu PJU,” ucap Kamilan saat dihubungi melalui sambungan seluler, Kamis (30/9).
Bilang dia, matinya lampu PJU kerap terjadi di Jalan Pupuk Raya lantaran sebagian lampu PJU ada yang menggunakan tenaga Penerangan Jalan Umum bertenaga surya (PJU Solar Cell). “Sebagiannya lagi berada dalam jaringan listrik PLN,” imbuhnya.
Lanjut, kata Kamilan kerusakan lampu PJU jaringan PLN lebih mudah terdeteksi daripada PJU Solar cell. “Kalau PJU jaringan PLN kita kan tinggal hubungi pihak sana. Kalau yg solar cell pihak kami harus cek satu-satu dulu,” seru Kamilan.
Anggaran pemeliharan lampu PJU dari APBD pun telah tersedia. Dibutuhkan Rp 3,25 Miliar untuk melakukan pemeliharan lampu PJU seluruh Bontang.
“Pemeliharaan kan banyak macamnya salah satunya pembayaran token listrik. Dalam sebulan itu bisa menghabiskan Rp 350 juta,” tutup Kamilan. **
Penulis: Lutfi Rahmatunisa’
Discussion about this post