DANA jumbo sebesar Rp69 miliar sudah dikeluarkan Pemkab Kutai Timur, Kalimantan Timur untuk penanganan Covid-19. Namun, angka itu bisa saja bertambah, jika pandemi ini tidak teratasi dalam jangka beberapa bulan ke depan. Sebab, makin lama, makin besar biaya sosial yang ditimbulkan.
Menurut Bupati Kutai Timur, Ismunandar berdasar hitung-hitungan, biaya penanganan corona ini memang besar. Tapi sebenarnya, yang lebih besar itu biaya penanganan sosial dan pemulihan ekonomi pasca-wabah ini.
Semakin lama, makin banyak orang yang akan kehilangan pekerjaan, sementara biaya hidup tinggi akibat kenaikan harga. Pada saat itulah, lanjut dia, Pemkab harus hadir untuk membantu masyarakat yang tidak bisa lagi mandiri. Mulai hilagnya pekerjaan, pendapatan.
“Apalagi, bisa jadi stok pangan berkurang, karena pembatasan sosial, sehingga pasokan dari daerah penghasil terbatas,” kata Ismu.
Kini pihaknya pun putar otak agar masyarakat Kutim bisa memanfaatkan kebun bahkan pekarangan rumah mereka untuk menanam bahan pangan. Ini sebagai langkah alternatif untuk sedikit menambah sumber bahan pangan dalam beberapa bulan ke depan. Terutama ubi, jagung, dan sumber makanan lainnya.
Di kondisi makin tidak menentu, diakui, dalam revisi anggaran yang dilakukan, sesuai dengan arahan Pemerintah Pusat, Pemkab Kutim memotong anggaran. Terutama belanja program masih bisa ditunda. Setidaknya, selain digunakan untuk penanganan corona dan dampak sosialnya saat ini, juga untuk persiapan anggaran ke depan.
Sebab itu, Bupati Ismu berujar, anggaran yang dipotong ada sebagian disimpan untuk penanganan corona ke depan dan dampak ekonominya. Diharapkan, masalah corona ini cepat diatasi, sehingga sebagian anggaran yang disiapkan itu, bisa dikembalikan pada peruntukannya. (*/sl)
Discussion about this post