pranala.co – Alat deteksi banjir buatan Komunitas Pemantau Aliran Sungai alias Kompas Bontang sudah ditingkatkan. Peningkatan alat itu dilakukan agar informasi peningkatan air sungai Bontang dapat terpantau melalui internet secara mutakhir dan lebih akurat.
System Development Kompas Bontang, Wilis menyatakan, prinsip kerja dari alat Automatic Water Level Recorder (AWLR) berbasis sistem Internet of Think (IOT). Dengan memungkinkan tim teknis untuk mengolah data secara real-time melalui gawai dan komputer. Pemutakhiran alat sudah masuk yang ketiga kalinya.
Perubahan dapat terlihat melalui alat detektor yang sudah berukuran lebih mungil. Bila dahulu panel surya yang dipakai itu untuk standar pemakaian rumah tangga, kini ukurannya lebih minimalis.
“Prinsip kerjanya lewat internet, jadi mempermudah semua stakeholder untuk mengakses sistem itu,” katanya saat dikonfirmasi pranala.co, Jumat (2/9/2022).
Perangkat internal alat deteksi banjir itu pun di-upgrade. Seperti Arguinos. Perangkat itu diproduksi langsung oleh vendor asal Prancis. Perangkat pendukung lain pun ada yang didatangkan dari negeri tirai bambu alias China.
Alat itu dikembangkan oleh vendor luar negeri. Keterbatasan laboratorium di Indonesia, membuat Kompas Bontang sukar mengembangkan secara mandiri AWLR tersebut.
“Semua kami impor perangkatnya. Mulai dari China sampai Prancis. Alat ini pengadaan terpisah, memang sulit juga didapat dari dalam negeri” jelasnya.
Dalam kurun setengah tahun belakangan ini, hampir seluruh AWLR ditingkatkan performanya. Mulai dari titik aliran sungai Bontang di Kilometer 5 Desa Suka Rahmat, Jalan Brokoli Bontang Utara, Inbis Aren Kelurahan Api-Api, Gerbang Bontang Kuala, dan Pertagas di Guntung Bontang Utara.
Dia bilang, secara teknis pengerjaan alat dapat selesai dalam satu hari. Hanya saja, karena alat diimpor dari luar negeri sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk setiap perangkat sampai ke markas Kompas Bontang.
Selain itu, kesibukan masing-masing anggota komunitas yang secara sosial berstatus sebagai pekerja. Membuat pencocokan jadwal dapat berlangsung lama.
“Masing-masing anggota komunitas tugasnya beda-beda. Ada bagian koding, konstruksi, dan banyak lagi bagian lainnya mas. Jadi kadang gak semua bisa turun langsung bersamaan,” bebernya.
Komunitas yang berdiri sejak 2019 lalu ini, dilirik perusahaan di Bontang. Diakui, beberapa titik aliran air mendapat bantuan untuk pengadaan barang. Meskipun idealnya, Kompas Bontang merupakan organisasi yang bergerak dengan anggaran swadaya antara anggota komunitas.
Welis menegaskan, komunitasnya tak mau bergantung kepada pemerintah. Ia katakan, sejatinya Kompas Bontang berdiri dengan niatan membantu masyarakat untuk bisa siaga saat banjir melanda Bontang.
“Beberapa titik di bantu perusahaan mas, mereka tertarik dengan inovasi ini,” terangnya.
Sebagai informasi, Kompas Bontang memiliki website resmi besutan anak lokal Bontang. Masyarakat dapat mengakses melalui laman kompasbontang.id. Dalam laman itu menunjukkan map aliran sungai yang dapat memberikan informasi dini peningkatan air sungai.
Saat ini Kompas Bontang juga mulai mengembangkan inovasi alat deteksi kebakaran. Alat itu bakal diluncurkan bila ada pihak yang siap bekerjasama dengan Kompas Bontang. Baik dari Disdamkartan Bontang dan Balai TNK Bontang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post