PRANALA.CO, Bontang – Kampung wisata atas air, Bontang Kuala, Kota Bontang, Kalimantan Timur membara, Selasa (13/10/2020) malam. Kobaran api setinggi 3 meter melalap puluhan rumah. Lokasi kebakaran tepat di depan panggung kampung wisata Bontang Kuala.
Api terus berkobar. Sementara itu mobil pemadam tak bisa mengakses lokasi kebakaran. Sampai saat ini api terus berkobar. Warga bahu membahu berupaya memadamkan api dengan cara sederhana.
Nurdianti, pengunjung kafe yang kebetulan berada di lokasi mengatakan kebakaran terjadi sekira pukul 18.30 Wita. Api diduga berasal dari salah satu kafe di RT 04 Bontang Kuala. Sekira 20 menit usai kobaran api menyala, seketika listrik PLN ikut padam.
Dengan cepat api merembet ke bebepa rumah lainnya. Api kemudian merembet ke bangunan disekitarnya. Tiupan angin kencang dan konstruksi bangunan dari kayu membuat kobaran api makin besar.
“Pertama kali lihat api dari lantai dua kedai. Terus lampu langsung padam,” katanya.
Pun demikian, penyebab pasti kebakaran masih diselidiki petugas. Saat ini petugas pemadam masih memadamkan sisa-sisa kebakaran.
Dari data sementara kebakaran menimpa 6 rumah milik warga serta 5 kedai di depan panggung Bontang Kuala.
Dalam memadamkan api, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Bontang menurunkan 90 petugas pemadam. Api baru dapat dipadamkan setelah lebih dari dua jam.
Akses jalan jembatan kayu tak bisa dilalui mobil dengan muatan besar. Apalagi lebar jalanan sulit dilalui kendaraan pemadam bermanuver.
Pihaknya membagi 4 blok, agar api tidak merembet ke rumah warga lainnya. Adapun kesulitan yang dihadapi yakni angin kencang ditambah padatnya warga yang menonton.
“Kalau alat aman, yang mengganggu cuma warga yang menonton, dari kami terima laporan sampai ke lokasi itu hanya sekira 3 menit,” katanya.
Beruntung, petugas memiliki pompa apung atau floating pump. Bersamaan pula air laut tengah pasang, sehingga pasokan air melimpah selama proses pemadaman.
Pun demikian, kebakaran tetap meluas. Petugas menemui sejumlah kendala selama di lapangan, mulai dari arah angin yang berubah hingga ganguan non-teknis dari warga yang panik.
“Warga yang menguasai selang tarik sana tarik sini, sehingga susah dikendakikan,” Ujar Kepala Bidang Pengendalian Operasional, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan), Ahmad Rivani kepada wartawan.
Ia mengatakan, memahami kepanikan warga saat musibah terjadi. Alih-alih membantu, itikad baik mereka justru menyulitkan petugas selama proses pemadaman.
Teknis pemadaman tak dilakukan secara sembarang. Petugas memiliki protokol saat pemadaman agar api segera dimatikan.
“Pihak pemadam sudah ada tugas masing-masing dalam mengatasi situasi seperti ini. Musabab kebakaran masih kami selidiki,” tutupnya.
(id)
Discussion about this post