pranala.co – Kondisi harga tandan buah segar (TBS) sawit yang menurun di tingkat petani berbanding terbalik dengan catatan positif dari sisi kinerja keuangan sektor pertanian di Kalimantan Timur.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (KPwBI Kaltim) Ricky P Gozal berujar penyaluran kredit di sektor pertanian dan kehutanan maupun sektor perikanan masih tumbuh positif dan solid dengan tingkat risiko terkendali.
Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit sektor pertanian dan kehutanan di Kaltim tercatat tumbuh 51,41 persen (yoy/secara tahunan) pada kuartal IV/2021.
“Meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,13 persen (yoy),” katanya, Jumat, 20 Mei 2022.
Lanjut dia, capaian itu juga diiringi oleh risiko kredit yang menurun, dimana rasio NPL lapangan usaha pertanian tercatat mengalami penurunan dari 1,47 persen pada triwulan sebelumnya menjadi 1,13 persen.
Namun, kinerja lapangan usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan Kaltim secara umum tercatat mengalami kontraksi akibat produksi yang terbatas.
“Secara tahunan kinerja lapangan usaha pertanian tercatat kontraksi sebesar 0,56 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh positif sebesar 2,63 persen (yoy),” terang Ricky.
Setali tiga uang, harga TBS Kaltim juga tercatat mengalami perlambatan, yaitu tumbuh sebesar 17,42 persen (yoy) dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh hingga 48,27 persen (yoy).
Menurutnya, hal tersebut utamanya bersumber dari terbatasnya kinerja produksi sawit mengingat sub sektor perkebunan utamanya komoditas sawit memiliki pangsa yang cukup besar terhadap lapangan usaha pertanian.
Sebagai informasi, tanaman perkebunan memiliki pangsa sebesar 56,26 persen terhadap total lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Adapun, dia menuturkan bahwa penurunan tersebut utamanya disebabkan realisasi panen yang berada di bawah perkiraan sebagai dampak dari anomali cuaca di tahun-tahun sebelumnya. **
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post