pranala.co – Petugas dari Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, sudah memeriksa lebih dari 500 ekor sapi. Pemeriksaan ini untuk mengantisipasi serta mencegah ternak terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Kalau ada tanda-tanda hewan terkena PMK, langsung kami kasih vitamin dan suntikan antibodi,” kata Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Heria Prisni, Minggu (15/5/2022).
BACA JUGA: Samarinda jadi Kandidat Tuan Rumah Piala Presiden 2022
Heria menambahkan, sejauh ini tidak ada hewan ternak di Balikpapan yang secara nyata terlihat tertular penyakit tersebut. Selain dari penampakan visual, suhu tubuh sapi juga diperiksa.
“Bila suhunya ada yang mencapai 41 derajat Celsius alias sedang demam, maka sampel air liur dan darahnya diambil untuk diteliti lebih lanjut,”katanya.
BACA JUGA: 5 SMA Terbaik di Samarinda versi LTMPT untuk Referensi PPDB 2022
Dia melanjutkan, sampel darah dan air liur itu dikirim ke Surabaya karena Balikpapan tidak punya fasilitas pemeriksaan darah ternak.
Dari data yang ada, saat ini di Balikpapan sekurangnya ada 1.100 ekor sapi. Sebagian besar dipelihara oleh para peternak penggemuk, yang untuk selanjutnya dilepas ke Rumah Potong Hewan (RPH), atau disiapkan untuk Hari Raya Iduladha.
Heria menambahkan, sapi yang tertular penyakit mulut dan kuku bisa fatal. Karena mulutnya sakit, sapi akan susah makan.
BACA JUGA: Perusahaan di Bontang Diklaim Sudah Salurkan CSR Rp 28,34 Miliar selama 2021
“Karena susah makan, daya tahan tubuhnya menurun. Sapinya bisa tiba-tiba ambruk dan mati,” kata Heria.
Pada hewan yang terkena penyakit ini, kuku kakinya juga mengalami luka, infeksi, dan membusuk.
“Ini juga membuat daya tahan sapi menurun dan dapat berujung pada kematian,” katanya. (mar/id)
Discussion about this post