PRANALA.CO, Bontang – Rumah Sakit (RS) tipe D Kota Bontang, Kalimantan Timur diproyeksikan selesai Desember 2020. Proyek RS empat lantai ini memakan anggaran sebesar Rp 11 miliar lebih sesuai kontrak kerja dengan pemenang tender, PT Kanza Sejahtera.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang, dr Bahauddin, pengerjaan proyek ini sudah tahap pengecoran lantai dasar. Sementara di Oktober ini. Kontraktor menargetkan atap RS sudah harus rampung.
Lebih lanjut Baha menuturkan, sejatinya pembangunan RS tipe D tak mematikan rumah sakit swasta. Terlebih, swasta merupakan mitra pemerintah dalam pelayanan kesehatan.
“Keberadaan RS swasta masih sangat dibutuhkan sebagai mitra pemerintah,” kata Bahauddin, Selasa (6/10/2020).
Soal kuota tempat tidur, dua rumah sakit pelat merah itu akan mengambil kuota tempat tidur dari RSUD Taman Husada. Totalnya sekira 60-80 unit, dari 201 tempat tidur yang tersedia. Jumlah itu akan dibagi ke dua rumah sakit itu.
Pembagian ini lantaran indikator Bed Occupancy Ratio (BOR) atau angka penggunaan tempat tidur di RSUD Taman Husada belum terpenuhi. Masih sekitar 57 persen. Dengan pembagian ini maka diharapkan RS swasta tidak khawatir. Terutama menyangkutnya profit.
“Standarnya itu minimal 60 persen. Saat ini banyak tempat tidur yang belum termanfaatkan sehingga itu memengaruhi kinerja. Oleh sebab itu kami akan sharing ke dua rumah sakit tipe D nantinya,” jelasnya.
Berdirinya RS tipe D ini sebagai salah satu bentuk antisipasi kenaikan iuran BPJS Kesehatan di Bontang. Mengingat dengan kenaikan tarif, banyak peserta BPJS yang turun kelas, bahkan, masih ada yang belum memiliki jaminan kesehatan.
“Pemkot siapkan rumah sakit bagi yang BPJS atau asuransi kesehatan maka bisa dilayani dengan gratis,” terangnya.
Untuk membayar iuran BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI) tahun lalu pemkot menganggarkan Rp 16 miliar, jika tahun ini naik, maka butuh anggaran Rp 32 miliar. Tapi masih ada juga warga yang belum ter-cover BPJS PBI APBD, maka bisa berobat di RS Tipe D.
“Semoga pembangunannya berjalan lancar,” harapnya. (*)
Pewarta: Junaidi
Discussion about this post