PRANALA.CO, Samarinda – Stok beras di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) mencukupi hingga tiga sampai empat bulan ke depan, atau setidaknya hingga Maret 2025.
Hal ini merujuk pada laporan dari Bulog Kaltim yang mencatat ketersediaan beras di beberapa daerah strategis, termasuk 3.900 ton di Samarinda, 1.200 ton di Paser, 1.300 ton di Berau, dan 2.480 ton di Balikpapan.
“Artinya, hingga Ramadan maupun Hari Raya Idul Fitri, stok beras premium dan komersial di Kaltim aman,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sri Wahyuni dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim Tahun 2024, di Samarinda, Selasa (17/12/2024).
Sri Wahyuni juga mengimbau pemerintah kabupaten dan kota di Kaltim untuk terus melaporkan kegiatan panen beras di wilayah masing-masing kepada Bulog. Langkah ini diperlukan agar data ketersediaan beras selalu terpantau secara akurat.
Sri Wahyuni memaparkan perkembangan inflasi Kaltim sepanjang 2024. Ia menyebutkan, meskipun Kaltim pernah hampir masuk kategori daerah dengan inflasi tertinggi, posisinya tetap berada dalam batas aman.
“Alhamdulillah, Kaltim tidak berada pada kategori mengkhawatirkan, meskipun ini tetap menjadi perhatian bersama,” kata Sri Wahyuni.
Sri juga menyoroti pertumbuhan ekonomi Kaltim yang tetap positif. Pada triwulan III 2024, pertumbuhan ekonomi Kaltim mencapai 5,52 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Sementara, pada 2023, pertumbuhan ekonomi Kaltim tercatat sebesar 6,22 persen, bahkan sempat mencapai 7,2 persen pada awal 2024.
Dari sisi inflasi, Kaltim mencatat angka 0,08 persen secara month to month pada November 2024, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 0,30 persen.
Berdasarkan year on year, inflasi Kaltim berada di angka 1,54 persen, sedikit di bawah nasional yang mencapai 1,55 persen. Namun, pada year to date, inflasi Kaltim tercatat 1,16 persen, sedikit di atas rata-rata nasional sebesar 1,12 persen.
“Inflasi di Kaltim dipantau berdasarkan data dari empat daerah, yaitu Berau dengan inflasi year on year 3,14 persen, Penajam Paser Utara (PPU) 0,90 persen, Balikpapan 1,19 persen, dan Samarinda 1,51 persen. Secara keseluruhan, inflasi Kaltim tercatat 1,54 persen,” ungkap Sri Wahyuni.
Dengan ketersediaan stok pangan yang mencukupi dan inflasi yang terkendali, Kaltim menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pemprov Kaltim bersama TPID akan terus memantau dan mengendalikan inflasi guna mendukung kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post